Ahad 17 Mar 2019 00:03 WIB

Teror Christchurch, Khan Lihat Muslim Meninggal di Tangannya

Setidaknya 49 orang terbunuh dalam serangan di Masjid Selandia Baru.

Proses evakuasi korban penembakan di masjid Christchurch, Selandia Baru
Foto: EPA
Proses evakuasi korban penembakan di masjid Christchurch, Selandia Baru

REPUBLIKA.CO.ID, Ketika Ahmad Khan pindah ke Selandia Baru sebagai pengungsi 12 tahun  lalu, ia berpikir tak akan lagi menyaksikan aksi penembakan seperti halnya di Afghanistan.

Namun pikiran itu tak semuanya benar. Pada Jumat saat shalat di masjid di Linwood, Christchurch, Khan menyaksikan bagaimana seorang pria bersenjata membabi buta menembaki jamaah.

Baca Juga

Khan mengatakan, ia menarik seseorang anak kecil yang terluka dan mencoba keluar dari bahaya. Tak hanya itu, ia juga memegang seorang pria yang telah ditembak di bagian tangan ketika pelaku kembali.

"Pria yang terluka itu meminta air, saya bilang, 'tenang, polisi ada di sini sekarang' Dan pria bersenjata itu datang lewat jendela dan menembaknya lagi tepat di bagian kepada saat saya memegangnya. Dan dia meninggal," tutur Khan kepada CNN.

Setidaknya, 49 Muslim terbunuh dalam aksi teroris di dua masjid di Selandia Baru. Pelaku diketahui bernama Brenton Tarrant.

Tersangka ditangkap usai menjalankan aksi biadabnya, Jumat (15/3). Pemerintah Selandia Baru langsung menggelar persidangan pada Sabtu (16/3).

Seperti dilansir dari Aljazira pada Sabtu (16/3), Tarrant tak menunjukkan penyesalan atas aksi yang menewaskan 49 orang itu. Tampil di persidangan, Tarrant malah menunjukkan seringai pada awak media.

Brenton Tarrant muncul di Pengadilan Distrik Christchurch, Selandia Baru. Dia didakwa melakukan pembunuhan terhadap komunitas Muslim. Dia dikirim ke Pengadilan Tinggi Kota Pulau Selatan untuk disidang pada 5 April mendatang. Tarrant muncul dengan tangan diborgol, tanpa sepatu, dan mengenakan kain putih. Dia tidak mengatakan sepatah kata pun.

Pengacaranya yang ditunjuk pengadilan tidak mengajukan permohonan untuk jaminan terhadap kliennya itu. Tarrant memasang simbol “oke” terbalik atau simbol yang digunakan oleh kelompok-kelompok kekuatan putih di seluruh dunia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement