Ahad 17 Mar 2019 12:11 WIB

Salwa dan Rintihan Terakhir Hamza di Telepon

Hamza menelepon ibunya mengabarkan ada orang menembaki jamaah di masjid.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Ani Nursalikah
Teman para korban penembakan masjid di Christchurch, Selandia Baru berduka di luar sebuah pusat pengungsi, Ahad (17/3).
Foto: Mick Tsikas/AAP Image via AP
Teman para korban penembakan masjid di Christchurch, Selandia Baru berduka di luar sebuah pusat pengungsi, Ahad (17/3).

REPUBLIKA.CO.ID, CHRISTCHURCH --  Salwa Mustafa hanya bisa menahan napas saat putra sulungnya Hamza (16 tahun) meneleponnya pada Jumat lalu dan mengatakan ada pria yang menembaki orang-orang di masjid. Sekujur tubuhnya lunglai saat mendengar langsung berondongan tembakan melalui telepon Hamza.

"Dia (Hamza) berkata, 'Bu, ada seseorang yang datang ke masjid dan dia menembak kami'," kata Salwa mengingat percakapannya dengan Hamza, dikutip laman New Zealand News, Ahad (17/3).

Baca Juga

Jumat lalu, Hamza, bersama ayah dan adiknya, yakni Khaled (44) dan Zaid (13), menunaikan shalat Jumat di Masjid Deans Ave, Christchurch, Selandia Baru. Itu adalah salah satu masjid yang menjadi sasaran penembakan brutal Brenton Tarrant.

Salwa mengatakan, selama penembakan berlangsung, sambungan teleponnya dengan Hamza tak terputus. "Saya mendengar suara tembakan dan dia (Hamza) menjerit. Setelah itu saya tidak mendengarnya," ujarnya.

Saat itu, Salwa hanya bisa memanggil-manggil nama anaknya di telepon. Namun yang terdengar hanya suara lirih rintihan. "Saya bisa mendengar suara kecilnya, setelah itu hening," kata Salwa.

Dia berusaha berbicara dengan Hamza selama sekitar 20 menit, tapi tak terdengar suara apa pun. Kemudian seseorang mengambil ponsel milik Hamza dan memberitahunya Hamza tak bernapas. Dia meninggal dalam insiden tersebut.

Tak hanya Hamza, suaminya juga meninggal akibat luka tembak. Hanya putra bungsunya Zaid yang selamat.

Salwa mengaku belum bisa merelakan kepergian Hamza. "Semua orang menyukainya. Dia sangat perhatian dan sopan. Segala hal baik yang dapat kalian bayangkan di dunia ini ada dalam diri Hamza," katanya.

Kendati demikian, Salwa tidak merasakan apa pun terhadap Tarrant, orang yang telah membunuh suami dan putra sulungnya. Dia yakin Allah SWT akan memberi hukuman setimpal kepadanya.

Insiden penembakan di dua masjid di Christchurch menyebabkan sedikitnya 50 orang tewas. Puluhan korban lainnya masih dirawat di rumah sakit setempat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement