Senin 18 Mar 2019 10:38 WIB

Polisi Usut Semua Pihak dalam Insiden Remaja Kepruk Telur

Senator Fraser Anning memukul pemuda berusia 17 tahun itu sebanyak dua kali.

Senator Queensland, Australia Fraser Anning meninju wajah Will Connoly, remaja yang melempar telur mentah ke kepalanya, Sabtu (16/3).
Foto: AP Photo
Senator Queensland, Australia Fraser Anning meninju wajah Will Connoly, remaja yang melempar telur mentah ke kepalanya, Sabtu (16/3).

REPUBLIKA.CO.ID, MELBOURNE -- Remaja yang mengeprukkan sebutir telur ke kepala senator asal Queensland Fraser Anning mengaku telah dikerubuti 30 orang. Kepolisian Victoria mengaku sedang menyelidiki tindakan senator dan pendukungnya serta remaja tersebut.

Senator Fraser Anning memukul pemuda berusia 17 tahun itu sebanyak dua kali setelah remaja itu memecahkan telur di kepalanya ketika dia sedang berbicara kepada media pada sebuah pertemuan politik di Moorabbin, di tenggara Melbourne, pada Sabtu (16/3).

Baca Juga

Cuplikan dari insiden itu menunjukkan beberapa pendukung Senator Anning langsung mendorong remaja itu hingga jatuh dan menahannya dalam posisi mencekik lehernya. Video yang beredar di media sosial menunjukkan seorang lelaki memegangi remaja itu di bagian kepala sementara seorang lelaki dapat didengar berkata kepadanya: "Kamu hanyalah seorang manusia lemah, brengsek."

Kepolisian Victoria langsung mengamankan remaja itu, meminta keterangan dan identitasnya lalu memindahkan dia dari tempat insiden. Remaja itu kemudian dibebaskan menunggu proses penyelidikan lebih lanjut.

Polisi Victoria mengatakan sedang menyelidiki insiden itu "secara menyeluruh", termasuk tindakan Senator Anning dan lainnya. Kepala Kepolisian Victoria, Komisaris Graham Ashton mengatakan Pihaknya juga akan meminta keterangan dari petugas Polisi Federal Australia (AFP) yang menghadiri pertemuan itu dan mungkin telah menyaksikan kejadian tersebut.

photo
Tampak dalam foto yang diambil dari video seorang pemuda melempar telur ke kepala Senator Fraser Anning, Sabtu (16/3). Anning sempat mengkritik kaitan antara imigran Muslim dan kekerasan.

"Setelah melihat rekaman peristiwa itu, saya menginstruksikan aparat kami untuk memeriksa seluruh rekaman itu dengan relevansi terkait apakah ada tuduhan penyerangan [terhadap] siapa pun dalam rekaman itu yang mungkin telah melakukan pelanggaran, tidak hanya dari insiden pengeprukan telur yang pertama terjadi, tetapi kemudian juga semua yang terjadi setelah insiden tersebut," kata Ashton.

"Tadi malam saya jelaskan bahwa jika ada bukti apapun di video tersebut yang akan menjadi dasar untuk melakukan penuntutan atas tuduhan penyerangan, maka kami akan mengenakan dakwaan itu."

Sebuah video dimana remaja itu berbicara setelah kejadian pengeprukan telur itu telah diunggah ke media sosial. "Jangan melemparkan telur ke politikus," kata remaja itu dalam video tersebut.

"Setelah melempar telur saya langsung dikerubuti 30 bogan [istilah untuk warga kulit putih yang merasa lebih superior dibandingkan warga lain] secara bersamaan."

Pemimpin Oposisi, Bill Shorten, Ahad (17/3) mengkritik remaja itu dan mengatakan kepada wartawan di Melbourne melempari Senator Anning dengan telur adalah hal yang keterlaluan. "Pesan Anda tidak akan tersampaikan dengan mendatangi seseorang dan menimpukkan telurkepadanya - itu benar-benar tindakan bodoh," katanya.

"Anda tidak ingin memberikan politikus bodoh ini, politikus yang [kata-katanya] menyakitkan ini, rasa moral tinggi, karena dia tidak punya itu."

photo
Saksi mata mengerubuti seorang remaja dan menahannya di lantai setelah dia menimpukkan sebutir telur ke kepala senator Fraser Anning. (ABC News)

Bill Shorten juga mengkritik cara pendukung Senator Anning menangani remaja itu pasca insiden pelemparan telur terjadi yang dinilai berlebihan. "Perlu berapa banyak orang sayap kanan ekstrim berbadan besar rupanya untuk bergulat dengan bocah berusia 17 tahun?" sindir Bill Shorten.

Ditanya tentang insiden tersebut pada konferensi pers hari ini, Menteri Kesehatan federal Greg Hunt mengatakan, baik remaja dan Senator Anning telah melakukan hal yang salah. Perdana Menteri Scott Morrison pada Sabtu (16/3) mengumumkan Partai Koalisi dan Partai Buruh akan mengajukan mosi ketika Parlemen kembali bersidang bulan depan, mengecam Senator Anning atas pernyataan yang disampaikannya pada hari Jumat (15/3) yang mengaitkan serangan di masjid Christchurch dengan imigrasi.

Di Sydney, Ahad (17/3) PM Scott Morrison ditanya apakah tindakan terhadap Senator Anning ini cukup. "Saya pikir sanksi hukum maksimal harus diterapkan pada Senator Anning," kata Morrison.

ABC telah menghubungi kantor Senator Anning untuk memberikan komentar.

Penggalangan dana untuk remaja

Sementara itu halaman penggalangan dana yang dibuat untuk mengumpulkan dana sumbangan guna menutupi biaya proses hukum yang dihadapi remaja pelaku penimpukan telur ke senator Anning Fraser dan untuk membeli "lebih banyak telur" telah berhasil mengumpulkan lebih dari 25 ribu dolar AS atau lebih dari Rp 252 juta pada pukul 16.00 pada Ahad (17/3) waktu setempat.

Sebuah petisi online yang menyerukan agar Senator Anning dicopot dari Parlemen juga telah berhasil mengumpulkan lebih dari 850 ribu tanda tangan. Direktur eksekutif Change.org Sally Rugg dalam cicitannya di Twitter mengatakan petisi ini adalah petisi paling populer dalam sejarah situs Change.org.

Sekitar 60 orang menghadiri pertemuan di Moorabbin di mana Senator Anning berbicara. Warga yang kontra juga berdemonstrasi di luar Gedung tempat pertemuan itu dengan jumlah yang sama.

Tokoh sayap kanan Neil Erikson mengendalikan akses ke gedung. Tahun lalu, Neil Erikson divonis bersalah karena melakukan penghasut dan penghinaan serius terhadap Muslim, atas pemancungan pura-pura yang dipentaskannya di kota Bendigo, Victoria pada 2015.

Senator Fraser Anning juga menuai kecaman luas pada Januari karena kedapatan terbang ke Melbourne dengan menggunakan dana pajak masyarakat untuk menghadiri aksi unjuk rasa yang dilakukan kelompok sayap kanan lainnya.

Dia duduk di Senat sebagai independen setelah awalnya menjadi anggota parlemen Australia di bawah bendera partai One Nation sebagai pengganti Malcolm Roberts, yang didiskualifikasi karena status kewarganegaraan ganda.

Dia kemudian melompat dari Partai One Nation ke Partai Australia Katter (KAP), tetapi KAP kemudian juga mencampakkannya karena kekhawatiran atas pandangannya tentang imigrasi dan ras yang dinilai terlalu ekstrim.

Pada pemilihan terakhir, ia berhasil mengumpulkan 19 suara preferensi pertama dan telah mengakui bahwa ia "tidak punya peluang besar" untuk terpilih kembali ke posisinya dengan pendapatan sekitar 200 ribu dolar AS atau setara Rp 2 miliar per tahun.

Simak beritanya dalam bahasa Inggris disini.

sumber : http://www.abc.net.au/indonesian/2019-03-17/remaja-pelempar-telur-mengaku-ditangani-secara-kasar/10910320
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement