Senin 18 Mar 2019 11:02 WIB

Selamat dari Penembakan Christchurch karena Pura-Pura Wafat

Sayangnya, tak semua korban yang pura-pura wafat selamat dari penembakan.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Ani Nursalikah
Polisi berkumpul di luar sebuah masjid di Linwood, Christchurch, Selandia Baru, Jumat (15/3).
Foto: AP Photo/Mark Baker
Polisi berkumpul di luar sebuah masjid di Linwood, Christchurch, Selandia Baru, Jumat (15/3).

REPUBLIKA.CO.ID, WELLINGTON -- Insiden penembakan dua masjid di Christchurch pada Jumat pekan lalu masih menyisakan trauma mendalam bagi mereka yang selamat. Tak pernah terbayangkan dalam benak mereka akan berada dalam situasi seperti itu.

Gulser Ali adalah salah satu korban selamat di Masjid Al Noor. Ketika Brenton Tarrant, pelaku penembakan mulai melepaskan tembakan, Ali sempat berpikir segera melarikan diri. Namun, dia sadar tak ada jalan keluar.

Baca Juga

"Saya lari dari masjid (dan) ketika orang-orang, mereka mulai jatuh, saya melompati mereka dan kemudian saya tidak melihat cara untuk lolos," kata Ali kepada Sunday Night, dikutip laman Daily Mail, Ahad (17/3).

Sadar tak memiliki waktu untuk kabur, Ali memutuskan berbaring di lantai dan berpura-pura telah tertembak. "Saya berbaring dan menahan napas," ujarnya.

Kendati demikian, dia tetap mengawasi situasi dan keadaan di sekitarnya. Ali baru bangkit setelah Tarrant meninggalkan masjid.

photo
Seorang gadis kecil berjalan untuk meletakkan bunga di dinding Kebun Raya di Christchurch, Selandia Baru, Ahad, (17/3/2019). Meletakkan bunga sebagai aksi solidaritas pascapenembakan di dua masjid kota Christchurch pada Jumat (15/3).

Nour Travis, korban selamat lainnya, menggunakan cara seperti Ali agar lolos dari penembakan berantai. Menurut dia, berpura-pura tertembak adalah cara yang digunakan para korban selamat. "Mereka hanya, ya diam. Jadi beberapa orang, mereka terdiam," ucapnya.

Namun, ada pula mereka yang telah berpura-pura tertembak tetap meninggal. Tarrant sempat menghampiri mereka yang telah terbaring di lantai kemudian menembakinya lagi.

Imam Alabi Lateef Zirullah juga selamat dari insiden tersebut. Sebagai pemimpin di Masjid Linwood, dia dianggap berjasa menyelamatkan banyak nyawa.

Zirullah telah terlebih dulu melihat Tarrant memasuki area masjid dengan menenteng senjata laras panjang. Tembakan pun mulai dilepaskan. Saat itu, Zirullah segera memerintahkan semua jamaah merunduk dan berbaring.

photo

Namun menurutnya, banyak dari mereka yang tak cukup cepat melakukan perintahnya dan akhirnya tertembak. Zirullah keluar dari masjid dengan darah berlumuran di bajunya.

Aksi penembakan di Christchurch telah menyebabkan 50 orang meninggal. Hingga kini puluhan korban lainnya masih dirawat di rumah sakit.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement