REPUBLIKA.CO.ID, UTRECH -- Satu orang tewas dan beberapa orang terluka dalam tembakan di sebuah trem di Utrecht, Belanda. Polisi termasuk pasukan bersenjata berat memasuki lokasi kejadiaan usai peristiwa penembakan itu terjadi.
Pihak berwenang Belanda meningkatkan kewaspadaan terhadap ancaman terorisme di Utrecht. Sekolah-sekolah diminta untuk menutup pintu mereka dan polisi paramiliter meningkatkan penjagaan di bandara dan objek vital lainnya.
Pihak keamanan juga masuk ke dalam masjid-masjid. Dilansir di Aljazirah, Senin (18/3), stasiun televisi Belanda, NOS melaporkan polisi sedang mengepung gedung yang diyakini tempat pelaku penembakan bersembunyi.
Belum ada informasi tentang pelaku penembakan atau berapa jumlah pelaku serta siapa saja korbannya. Kepada NOS salah satu saksi mata mengatakan ia melihat ada seorang perempuan yang berlari dari arah trem.
Perempuan itu lari dengan luka tembakan di dadanya. Saksi mata tersebut mengatakan ada darah di tangan dan baju perempuan tersebut.
"Saya bawa di dalam mobil saya dan membantu dia, ketika polisi datang, ia sudah pingsan," kata NOS mengutip saksi mata tersebut.
Layanan darurat, termasuk polisi dan helikopter medis sudah berada di lokasi penembakan. Koordinator Nasional Kontraterorisme dan Keamanan Belanda (NCTV) mengatakan kejadiaan ini karakteristik serangan teror.
Partai politik mengumumkan menunda kampanye pemilihan gubernur yang dijadwalkan pada hari Rabu (20/3) mendatang. Perdana Menteri Belanda Mark Rutte mengadakan rapat darurat.
Ia mengatakan sangat prihatin dengan kejadian ini. Terutama terjadi tepat tiga hari setelah pembantaian 50 jamaah di dua masjid di Selandia Baru.