Selasa 19 Mar 2019 04:10 WIB

Terorisme di Christchurch: Murid Muslim Takut ke Sekolah

Siswa berangkat ke sekolah tanpa jilbab untuk menghindari identifikasi sebagai Muslim

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Friska Yolanda
Seorang gadis kecil berjalan untuk meletakkan bunga di dinding Kebun Raya di Christchurch, Selandia Baru, Ahad, (17/3/2019). Meletakkan bunga sebagai aksi solidaritas pascapenembakan di dua masjid kota Christchurch pada Jumat (15/3).
Foto: AP / Vincent Thian
Seorang gadis kecil berjalan untuk meletakkan bunga di dinding Kebun Raya di Christchurch, Selandia Baru, Ahad, (17/3/2019). Meletakkan bunga sebagai aksi solidaritas pascapenembakan di dua masjid kota Christchurch pada Jumat (15/3).

REPUBLIKA.CO.ID, DUNEDIN -- Cengkeraman teror terhadap murid-murid Muslim di kota Dunedin begitu kuat sehingga mayoritas tidak datang ke sekolah kemarin. Kalaupun bersekolah, para siswa menanggalkan hijab mereka.

Seperti dilansir New Zealand Herald, anak-anak perempuan bersekolah tanpa mengenakan jilbab tradisionalnya. Mereka takut diidentifikasi sebagai Muslim.

Baca Juga

Kepala sekolah Brockville Tania McDonald mengatakan sekolahnya memiliki 28 murid Muslim. Banyak dari mereka adalah pengungsi Suriah. Pascapenembakan, hanya sepertiga yang muncul untuk kelas.

"Anak-anak sangat ketakutan, sangat takut, sangat khawatir dan sangat sedih. Beberapa dari mereka mengenal korban secara langsung, jadi itu sedikit mempengaruhi mereka," kata McDonald.

McDonald mengatakan, para siswa datang ke sekolah tapi tidak semua. Ia memperkirakan hanya sepertiga yang hadir.

"Salah satu dari mereka tidak mengenakan jilbabnya. Dia hanya ingin menjadi seperti orang lain, yang sangat menyedihkan. Tetapi kami telah mendorongnya untuk kembali ke sekolah dengan jilbabnya besok," katanya.

Untuk memberikan dukungan kepada para murid, dia mengatakan sekolah telah melakukan kontak dengan dukungan korban Palang Merah dan seorang pekerja sosial sekarang berada di sekolah bekerja dengan murid-murid. Pertemuan khusus diadakan kemarin pagi, di mana lagu kebangsaan dinyanyikan dan situasinya diakui.

"Kami juga menekankan bahwa saat ini, kami harus baik terhadap satu sama lain," katanya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement