Selasa 19 Mar 2019 07:43 WIB

Zulfirman Syah Bercita-cita Bangun Masjid di Selandia Baru

Zulfirman pindah ke Selandia Baru sejak dua bulan lalu.

Rep: Febrian Fachri / Red: Ani Nursalikah
Seorang siswa memberikan penghormatan di sebuah taman di luar masjid Al Noor di Christchurch, Selandia Baru, Senin (18/3/2019).
Foto: AP/Vincent Yu
Seorang siswa memberikan penghormatan di sebuah taman di luar masjid Al Noor di Christchurch, Selandia Baru, Senin (18/3/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Kakak dari Zulfirman Syah, korban penembakan di Selandia Baru, Yulierma, mengatakan adiknya punya misi khusus saat pindah ke Selandia Baru. Yulierma menyebut Zulfirman yang punya keahlian sebagai seniman lukis ingin mengembangkan agama Islam di Selandia Baru.

Yulierma mengetahui adiknya itu bercita-cita mendirikan masjid di Selandia Baru suatu saat nanti. "Dia merantau bersama istrinya ke Selandia Baru untuk mengenalkan ranah Minang melalui lukisan, dan bercita-cita membangun masjid di sana," kata Yulierma di Padang, Selasa (19/3).

Baca Juga

Bahkan Zulfirman ingin putranya Omar melanjutkan cita-citanya ini nanti andai semasa hidupnya gagal mendirikan masjid di Selandia Baru. Yulierma mengetahui adiknya punya tekad dan kesungguhan yang kuat dalam menunaikan ajaran agama.

Zulfirman memberi nama putranya Omar dengan harapan punya karakter yang kuat seperti sahabat Nabi Umar bin Khattab.

Zulfirman pindah ke Selandia Baru sejak dua bulan lalu. Sebelumnya, seniman lukis itu bermukim di Daerah Istimewa Yogyakarta. Zulfirman memang belajar di Institut Seni Indonesia di DIY.

photo
Yusni (71) memperlihatkan foto anaknya Zulfirmansyah, salah seorang korban penembakan di Selandia Baru, di kediamannya di Padang, Sumbar.

Keluarga besar Zulfirman tinggal di Kelurahan Lapai Kecamatan Nanggalo, Kota Padang. Sejak kejadian penembakan di Masjid Al Noor di Deans Avenue, Christchurch, Selandia Baru, rumah keluarga besar Zulfirman banyak didatangi pejabat di Sumbar dari pemerintah provinsi dan pemerintah Kota.

Zulfirman menjadi korban penembakan brutal saat hendak menunaikan ibadah solat Jumat bersama putranya Omar di masjid Al Noor. Umar mengalami luka-luka tembak di bagian depan tubuhnya. Sementara Omar yang baru berusia dua tahun mengalami luka tembak di bagian kaki dan tubuh bagian belakang. Peristiwa penembakan di Deans Avenue itu diketahui menewaskan 50 orang dan puluhan lainnya luka-luka.

Meski begitu, keluarga memilih mengambil hikmah dari musibah yang menimpa Zulfirman dan Omar. Yulierma mengucapkan syukur Zulfirman Syah dan Omar bisa selamat atas kejadian yang biadab tersebut.

"Kami berterima kasih atas semua pihak, yang telah membantu kami. Selalu ada hikmah bagi kami atas kejadian ini," Yulierma.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement