Rabu 20 Mar 2019 09:37 WIB

Ayah-Anak Pengungsi Suriah Korban Penembakan Dimakamkan

Keluarga pengungsi tersebut baru enam bulan tinggal di Christchurch.

Rep: Rossi Handayani/ Red: Ani Nursalikah
Korban selamat penembakan di Masjid Christchurch, Zaed Mustafa (di kursi roda) saat berada di pemakaman adiknya Hamza dan ayahnya Khalid Mustafa di Memorial Park Cemetery, Christchurch, Selandia Baru, Rabu (20/3).
Foto: AP Photo/Mark Baker
Korban selamat penembakan di Masjid Christchurch, Zaed Mustafa (di kursi roda) saat berada di pemakaman adiknya Hamza dan ayahnya Khalid Mustafa di Memorial Park Cemetery, Christchurch, Selandia Baru, Rabu (20/3).

REPUBLIKA.CO.ID, CHRISTCHURCH -- Seorang pengungsi Suriah dan putranya dimakamkan di Christchurch, Selandia Baru, Rabu (20/3). Ini menjadi pemakaman pertama bagi para korban yang telah terbunuh dalam pembantaian masjid.

Ratusan dari sebagian besar pelayat Muslim berkumpul Rabu pagi. Mereka berkumpul di sebuah pemakaman tidak jauh dari Masjid Linwood, yang menjadi target kedua dari dua tempat ibadah.

Baca Juga

Jamaah masjid Linwood lain yang menghadapi pria bersenjata itu, Alabi Lateef mengatakan, ia dan yang lainnya membantu menyiapkan segala hal sesuai dengan tradisi Islam menjelang pemakaman hari ini. "Saya membantu membersihkan jenazah kemarin," katanya Alabi Lateef dilansir dari laman Channel News Asia, Rabu (20/3).

Di sana mereka berdoa dan memakamkan Khaled Mustafa dan putranya Hamza yang berusia 15 tahun. Nama-nama mereka disiarkan melalui pengeras suara.

Keluarga Mustafa tiba tahun lalu sebagai pengungsi di Selandia Baru yang mencari perlindungan dari perang Suriah. Mereka baru enam bulan tinggal di Christchurch. Khaled dan Hamza ditembak mati di Masjid Al Noor, masjid pertama yang diserang.

Adik laki-laki Hamza, Zaed (13 tahun) terluka tetapi selamat dan menghadiri pemakaman di kursi roda. Tangannya terangkat tinggi ketika dia berdoa di samping barisan pelayat.

Di antara mereka yang menghadiri pemakaman adalah Abdul Aziz, seorang pengungsi Afghanistan yang dengan berani menghadapi pria bersenjata di Masjid Linwood. Dia dipeluk oleh banyak pelayat.

Sebelumnya, keluarga korban yang saudaranya ditembak mati, mengalami kesedihan mendalam karena kegagalan pihak berwenang tidak segera mengembalikan jenazahnya. Padahal sesuai dengan syariat islam mereka harus dikuburkan dengan cepat.

Hanya enam dari 50 korban telah dikembalikan ke keluarga mereka sejauh ini. Pihak berwenang menyatakan, telah melakukan semua yang mereka bisa untuk mempercepat otopsi, dan identifikasi formal.

Komisioner Polisi Mike Bush mengatakan, prosesnya lambat karena kebutuhan untuk mengidentifikasi korban secara meyakinkan dan untuk menghindari penuntutan. "Tidak dapat dimaafkan jika ada kesalahan mengembalikan jenazah yang salah ke sebuah keluarga," katanya kepada wartawan, Rabu.

Ia berharap, enam mayat lagi akan dikembalikan ke keluarga pada tengah hari. Sejauh ini, 21 korban telah diidentifikasi secara resmi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement