Rabu 20 Mar 2019 16:27 WIB

'Selandia Baru, Kami Mencintaimu, Kamu adalah Kami'

Komunitas Muslim di Selandia Baru mengapresiasi respons positif rakyat.

Rep: Umi Nur Fadhilah / Red: Nashih Nashrullah
Murid di sekolah Islam Selandia Baru mengadakan penghormatan untuk korban penembakan di dua masjid Christchurch, Selandia Baru
Foto: nzherald.co.nz
Murid di sekolah Islam Selandia Baru mengadakan penghormatan untuk korban penembakan di dua masjid Christchurch, Selandia Baru

REPUBLIKA.CO.ID, ”Selandia Baru kami mencintaimu, kamu adalah kami."  

Itulah pesan dari komunitas Muslim di Kota Auckland, Selandia Baru, hari ini, Rabu (20/3). Ungkapan itu untuk membalas pernyataan Perdana Menteri (PM) Selandia Baru Jacinda Ardern usai aksi terorisme pada Jumat pekan lalu. 

Baca Juga

Dalam pidatonya, Ardern mengatakan kepada keluarga dan korban penembakan bahwa, ”Kamu (Muslim) adalah kita". Seperti dilansir di The New Zealand Herald pada Rabu (20/3), Sekolah Muslim Māngere Al-Madinah mengadakan acara penghormatan terakhir atas aksi terorisme di Christchurch yang menewaskan 50 Muslim.

Perwakilan Dewan Pengawas Sekolah Muslim Māngere Al-Madinah, Sonny Tazeem Ali, mengatakan dukungan warga negara Selandia Baru pada umat Muslim sangat berarti. Dia berbicara dihadapan 350 tamu di lapangan bola basket sekolah. "Kami merasa jauh lebih baik dengan dukungan yang kami miliki di seluruh Selandia Baru," kata Ali.  

Dia merasa, saat ini seluruh warga Selandia Baru berdiri dibelakang Muslim untuk memberi dukungan. Dukungan ini tak hanya dirasakan  Muslim dewasa, tetapi juga anak-anak. “Kalian tidak tahu betapa berartinya itu bagi kita,” ujar Ali.

Dia menegaskan aksi terorisme yang dilakukan satu orang, tidak akan mengubah pandangan Muslim setempat tentang Selandia Baru yang damai dan aman. "Selandia Baru, kami mencintaimu, kamu adalah kami, dan kami merasa menjadi bagian dari komunitas," kata Ali.   

Al-Madinah adalah sebuah sekolah yang memiliki 550 siswa laki-laki. Lokasinya berdekatan dengan Masjid Bandara Auckland.

Komunitas Muslim di Auckland memang memiliki koneksi dengan sejumlah Muslim di Christchurch yang meninggal dunia dalam aksi terorisme di dua masjid pada Jumat lalu. Sarfaraz Sher Ali adalah seorang imam asal India-Fiji yang mengajar pelajaran agama di Sekolah Al-Madinah. Dia naik pesawat pukul 06.00 ke Christchurch pada Sabtu untuk mendukung keluarga korban yang terluka dan berduka. 

photo
Murid di sekolah Islam Selandia Baru mengadakan penghormatan untuk korban penembakan di dua masjid Christchurch, Selandia Baru

Dia secara pribadi mengenal almarhum Hafiz Musa Patel yang bertugas sebagai imam di salah satu masjid yang menjadi sasaran aksi terorisme. Almarhum Hafiz Musa Patel juga berasal dari Fiji.   

"Dia melayani komunitas Fiji selama 30 tahun di Fiji. Dia akan memimpin shalat Jumat itu,” ujar Ali. Ali bertemu dengan beberapa korban luka di rumah sakit. Dia sangat terkesan dengan ketabahan para korban menghadapi ujian dari Allah SWT    

"Beberapa orang harus mengeluarkan dua atau tiga peluru dari tubuhnya. Mereka  sangat menakjubkan,” kata Ali   

Dia mengingat jawaban yang pernah diutarakan Nabi Muhammad SAW menjawab pertanyaan, apa kebajikan paling penting, yakni kesabaran dan toleransi. "Kejadian ini telah membuat kami sebagai bangsa dihormati dan dikagumi di seluruh dunia. Kita akan selalu bersatu sebagai satu,” ujar dia.

Murid-murid Sekolah Al-Madinah yang berseragam putih-putih menampilkan Haka dengan meriah, sebuah tarian, seruan perang, atau tantangan dari Suku Maori di Selandia Baru. Mereka juga menyanyikan lagu kebangsaan Selandia Baru. Balon-balon putih dilepaskan untuk melambangkan perdamaian saat upacara penghormatan itu berakhir.

Wali Kota Auckland, Phil Goff, berharap pelaku terorisme tidak membenarkan perbuataannya dan ideologinya dalam “ruang” persidangan. "Biarkan dia duduk di penjara, benar-benar anonim (tak dikenal) dan tak ada ketenaran dengan melakukan tindakan ini," kata Goff.  

Anggota Parlemen Nasional, Kanwaljit Singh Bakshi, berjanji negara akan memainkan "peran konstruktif" dalam memperketat kontrol senjata. Selama kegiatan, polisi bersenjata lengkap berada di gerbang sekolah. Tak hanya di sana, penjagaan juga terlihat di sekolah-sekolah Muslim.  

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement