Kamis 21 Mar 2019 11:40 WIB

Bangladesh Sebut Islamofobia di Australia Sangat Nyata

Bangladesh mengeluarkan peringatan kepada warganya di Selandia Baru dan Australia.

Umat Islam di Bangladesh berdoa untuk para korban serangan teror Christchurch.
Foto: Reuters/Mohammad Ponir Hossain
Umat Islam di Bangladesh berdoa untuk para korban serangan teror Christchurch.

REPUBLIKA.CO.ID, CANBERRA -- Kedutaan Besar Bangladesh di Australia menuding sejumlah politikus Australia selama ini membiarkan munculnya fitnah terhadap orang Islam dan imigran di masyarakat. Bangladesh secara resmi mengeluarkan peringatan kepada warganya di Selandia Baru dan Australia agar waspada menyusul teror Christchurch yang menewaskan 50 jamaah masjid.

Kementerian Luar Negeri Bangladesh meminta warganya yang tinggal dan bepergian ke Australia agar senantiasa waspada, terutama di tempat-tempat umum. Kedubes mereka Canberra bahkan menyebutkan di Australia, Islamofobia dan sentimen antimigran sangat nyata.

Baca Juga

Lima warga keturunan Bangladesh tewas dan tiga lainnya mengalami luka-luka dalam penembakan di Christchurch, Jumat pekan lalu. Anggota tim kriket yang kebetulan melaksanakan salat Jumat di TKP berhasil menyelamatkan diri dari serangan teroris.

Di tengah kejadian tersebut, senator Australia Fraser Anning merilis pernyataan yang bernada menyalahkan para korban dan menyerukan larangan bagi pendatang Muslim. Kedubes Bangladesh menilai pernyataan itu merupakan provokasi sikap ekstrem.

"Ekspresi kebencian yang tak terkendali dapat mengarah pada situasi tidak menguntungkan, seperti yang terjadi di Christchurch," katanya dalam sebuah pernyataan.

"Hal ini menciptakan atmosfer bagi penyebaran kebencian dan rasa tak menghargai. Belum lama ini, pernyataan seorang senator di Australia telah memicu ketakutan dan menciptakan suasana tidak aman bagi para imigran," tambahnya.

Kedubes Bangladesh di Canberra membenarkan adanya peringatan perjalanan bagi warganya ke Australia dan Selandia baru. "Secara umum, Bangladesh jarang mengeluarkan peringatan perjalanan bagi warga negaranya kecuali ada keharusan," katanya.

Perkembangan luar biasa ini, katanya, memaksa Bangladesh melakukan hal itu. Mantan Dubes Bangladesh Humayun Kabir menyebutkan peringatan perjalanan ini dilakukan pemerintahnya akibat tekanan publik di negara itu.

"Ini lebih diarahkan pada masyarakat Bangladesh daripada pada Pemerintah Australia atau Selandia Baru," ujarnya.

Salah seorang pemuka masyarakat Bangladesh di Australia Mohammad Hossain menyatakan hal serupa. "Kami selama ini merasa Australia negara yang sangat aman dan baik. Kami hidup di sini," katanya.

Namun, dia menambahkan warga keturunan Bangladesh di sini tetap perlu berhati-hati.

sumber : http://www.abc.net.au/indonesian/2019-03-21/dubes-bangladesh-sebut-islamophobia-di-australia-nyata/10923740
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement