Kamis 21 Mar 2019 13:49 WIB

Mantan Agen Rahasia Denmark di Alqaidah Terima Kompensasi

Pemberian kompensasi tersebut pengakuan identitas seorang agen.

Rep: Puti Almas/ Red: Ani Nursalikah
Morten Storm, seorang agen rahasia asal Denmark yang mengaku menjadi informan di dalam Alqaidah.
Foto: IBTimes UK
Morten Storm, seorang agen rahasia asal Denmark yang mengaku menjadi informan di dalam Alqaidah.

REPUBLIKA.CO.ID, COPENHAGEN -- Morten Storm, seorang agen rahasia asal Denmark, baru-baru ini membuat pengakuan mengejutkan mengenai pekerjaannya. Ia mengatakan berada dalam Alqaidah dan menjadi anggotnya.

Dia mengaku menjadi nforman kelompok militan tersebut adalah sebuah hal yang sangat berbahaya serta melelahkan. Agen intelijen Denmark sebelumnya tak pernah mengakui pekerjaan yang dilakukan Storm. Namun, sebuah tindakan mengejutkan baru-baru ini dilakukan, yaitu memberikan uang sebesar 27 ribu dolar AS kepadanya.

Baca Juga

Pemberian uang tersebut dilakukan sebagai kompensasi, pengganti kerugian karena Storm kini tidak dapat bekerja kembali. Ia kehilangan kemampuannya akibat post-traumatic disorder (PTSD) atau gangguan stres pascatrauma. Storm mengatakan PTSD yang ia derita akibat pekerjaannya sebagai agen intelijen yang menyamar untuk Denmark dan lainnya.

Badan negara untuk asuransi kerja Labour Market Insurance menyimpulkan pria berusia 43 tahun itu telah mengalami peristiwa yang sangat berbahaya selama menjalankan tugasnya. Pengamatan lebih lanjut untuk menentukan sejauh mana ia dapat kembali dalam menjalankan pekerjaannya akan dilakukan. Ini juga termasuk menentukan apakah ia bisa mendapatkan kompensasi tambahan.

Ini adalah pertama kalinya Badan Keamanan dan Intelijen Denmark (PET), memberikan kompensasi yang diartikan sebagai pengakuan identitas seorang agen. Selama ini, tidak pernah ada seorang agen yang secara terbuka diumumkan demi keamanan.

Mantan kepala operasi dinas intelijen Denmark, Hans Jorgen Bonnichsen mengaku sangat terkejut dengan keputusan memberi kompensasi kepada Storm. Ia mengatakan badan intelijen dapat terus merahasiakan apa yang mereka telah lakukan. Bahkan meski ada mantan agen yang secara terbuka mengakui pekerjaan mereka kepada publik.

“Dinas Intelijen biasanya tetap diam, hingga pada akhirnya itu tidak lagi terdengar dengan sendirinya dengan tujuan melindungi mereka yang bekerja di sana,” jelas Bonnichsen.

Pengacara Storm mengatakan kompensasi kepada kliennya memang menjadi suatu hal yang sedikit aneh. Ia mengatakan meski kompensasi itu cukup standar, namun selama ini Storm tidak pernah memiliki slip gaji atau kontrak kerja.

PET telah menolak memberi bukti-bukti kuat Storm adalah mantan agen mereka. Dalam sebuah email, PET mengatakan badan intelijen negara tersebut secara umum tak pernah mengonfirmasi atau menyangkal, apakah seseorang bekerja dalam instansi itu atau pernah bekerja.

Storm belum pernah memberikan dokumen apa pun yang membuktikan hubungan dirinya dengan badan intelijen. Ia hanya menyerahkan rekaman suara dan bukti transfer uang melalui Western Union, yang menyertakan nama-nama operator PET.

Pengakuan Storm mengenai pekerjaannya sebagai agen rahasia telah menimbulkan banyak reaksi media internasional. Bahkan Atlantic Monthly Press pernah menerbitkan catatan berjudul Agent Storm: My Life Inside Al Qaeda and the C.I.A. Catatan ini diulas oleh New York Times yang menyebut apa yang ada di dalamnya sangat kredibel.

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement