Kamis 21 Mar 2019 15:47 WIB

Ketua Oposisi Inggris Cari Alternatif Brexit di Brussel

Parlemen Inggris dua kali menolak rencana Brexit.

Rep: Lintar Satria/ Red: Nur Aini
Perdana Menteri Inggris Theresa May saat akan menyampaikan pernyataan Inggris masih buntu terkait Brexit di 10 Downing Street, London, Rabu (20/3).
Foto: Jonathan Brady/Pool Photo via AP
Perdana Menteri Inggris Theresa May saat akan menyampaikan pernyataan Inggris masih buntu terkait Brexit di 10 Downing Street, London, Rabu (20/3).

REPUBLIKA.CO.ID, BRUSSEL -- Ketua oposisi Inggris dari Partai Buruh Jeremy Corbyn dikabarkan akan berkunjung ke Brussel, Belgia. Partai Buruh mengatakan kunjungan itu bertujuan untuk membahas rencana 'alternatif' Brexit dengan pemimpin-pemimpin Uni Eropa termasuk kepala negosiator Brexit Michael Barnier.

Kamis (21/3), Partai Buruh mengatakan Corbyn akan menyakinkan Perdana Menteri Inggris Theresa May rencana alternatif kesepakatan Brexit itu akan didukung Parlemen Inggris. Badan legislatif Inggris sudah dua kali menolak rencana Brexit May.

Baca Juga

Dalam kunjungannya ke Brussel, Corbyn juga akan bertemu dengan Sekretaris Jenderal Komisi Eropa Martin Selmayr. Ia juga akan menggelar pembicaraan dengan pemimpin tujuh negara Uni Eropa termasuk Perdana Menteri Spanyol Pedro Sanchez.

Sebelumnya diberitakan Theresa May meminta tenggat waktu Brexit diperpanjang. Permintaan itu sudah disampaikan melalui surat kepada Uni Eropa, Rabu (20/3).  Bertepatan 1.000 hari setelah rakyat Inggris meninggalkan dari Uni Eropa, May meminta Uni Eropa untuk menunda Brexit hingga 30 Juni.

Dalam pernyataan yang disiarkan televisi, May berbagi rasa frustrasi yang dirasakan oleh banyak warga Inggris. Mereka telah memiliki cukup banyak debat dan pertikaian Brexit yang tak berkesudahan.

May menyalahkan Parlemen atas kebuntuan yang terjadi. Ia memperingatkan, jika anggota parlemen tidak mendukung kesepakatannya, itu akan menyebabkan kerusakan yang tidak dapat diperbaiki pada kepercayaan publik.

"Sudah saatnya kita membuat keputusan," kata May.

Dalam sepucuk surat kepada Presiden Dewan Eropa Donald Tusk, May mengaku proses Brexit jelas tidak akan selesai sebelum 29 Maret 2019. Ia akan mengemukakan alasannya kepada para pemimpin Uni Eropa pada pertemuan puncak di Brussel.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement