Jumat 22 Mar 2019 11:46 WIB

Ribuan Tamu Hotel di Korsel Jadi Korban Kamera Tersembunyi

Kamera tersembunyi itu merekam aktivitas privasi di kamar hotel atau toilet umum

Rep: Inas Widyanuratikah/ Red: Esthi Maharani
Perempuan Korea Selatan menggelar aksi meminta perlindungan pemerintah dari aksi perekaman ilegal dari kamera tersembunyi yang sedang marak, di Seoul, Korea Selatan, Sabtu (7/7)
Foto: YONHAP via AP/Ryu Hyo Lim
Perempuan Korea Selatan menggelar aksi meminta perlindungan pemerintah dari aksi perekaman ilegal dari kamera tersembunyi yang sedang marak, di Seoul, Korea Selatan, Sabtu (7/7)

REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Lebih dari 1.600 orang Korea Selatan menjadi korban kamera tersembunyi yang diletakan di motel-motel. Saat ini, Korea Selatan tengah mengalami gangguan berupa kamera tersembunyi yang merekam aktivitas privasi di kamar hotel atau toilet umum baik itu laki-laki atau perempuan.

Kamera tersembunyi ini dikenal dengan sebutan 'molka' dan dilakukan oleh laki-laki yang merekam perempuan di sekolah atau toilet secara tersembunyi. Kasus terbaru saat ini yaitu kamera tersembunyi di kamar hotel dan menyebarkan video aktivitas seseorang di dalam kamar tersebut ke media sosial.

Berdasarkan informasi dari polisi, sebanyak empat laki-laki telah memasang kamera kecil yang tersembunyi di kamar-kamar hotel dan motel. Seluruh kamera tersebut memiliki lensa yang kecil dengan diameter sekitar satu milimeter.

Dikutip dari Channel News Asia, biasanya kamera tersembunyi tersebut diletakan di pegangan pengering rambut, stopkontak, dan di dekat televisi. "Sekitar 50 persen korbannya laki-laki," kata perwakilan dari Kepolisian Nasional Korea.

Kelompok yang memasang kamera tersembunyi tersebut kemudian menjual video yang telah mereka rekam. Bahkan, menurut polisi, kelompok tersebut sudah mendapatkan 7 juta won dari rekaman yang mereka jual.

Tahun lalu, perempuan-perempuan Seoul sempat mengadakan demonstrasi soal ini. Mereka menuntut agar penjagaan terhadap perempuan ditingkatkan karena terlalu banyak kamera tersembunyi dan membuat mereka tidak nyaman.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement