REPUBLIKA.CO.ID, LIMA - Istri pemimpin oposisi Venezuela Juan Guaido, Fabiana Rosales, menyampaikan pesan singkat dan tegas untuk Presiden Nicolas Maduro. Pesan tersebut ia sampaikan Menyusul penangkapan staf Juan Guaido pekan ini.
"Cukup sudah!," kata dia. Hal itu dikatakan dalam wawancara dengan Reuters di Peru saat ia menemui imigran Venezuela, sebelum melanjutkan perjalanannya ke Amerika Serikat (AS).
Di AS Rosales akan berkunjung ke New York dan Miami, meski ia tidak menyebutkan akan bertemundengan siapa. "Kita akan melihat apa yang terjadi dalam beberapa hari mendatang. Tapi saya yakin kebebasan untuk Venezuela semakin dekat dan dekat," katanya.
Rosales mengatakan, penangkapan Roberto Marrero atas tuduhan terorisme pada Kamis (21/3) merupakan upaya konyol Maduro untuk mematahkan semangat oposisi.
"Kami tahu apa yang kami lawan. Kita tahu monster seperti apa kediktatoran ini," kata perempuan berusia 26 tahun ini.
Rosales merupakan seorang jurnalis dan aktivis oposisi yang dianggap sebagai ibu negara Venezuela oleh para pendukung.
Rosales mengatakan, mata-mata dan kelompok bersenjata pro-pemerintah yang dikenal sebagai “kolektif” telah lama mengikutinya dan suaminya. Mereka memantau gerakan dan menguntit anggota keluarga dan teman-teman mereka.
"Saya dan anggota keluarga saya telah menerima ancaman akan dijebloskan ke penjara atau dibunuh," katanya.
"Tapi ada sesuatu yang mereka anggap remeh, dan bahwa cita-cita kita dalam perjuangan ini tidak akan dilanggar," katanya.
"Jika mereka berpikir mereka dapat menghancurkan moral kita dengan menangkap Roberto Marrero, atau bahwa mereka dapat menghancurkannya, mereka sangat keliru," Rosales menambahkan.
Kementerian luar negeri Venezuela tidak menjawab panggilan telepon yang meminta komentar soalnpenangkapan Marrero. Sebelumnya, pihak berwenang Venezuela menuduh Marrero merencanakan serangan terhadap tokoh-tokoh politik. Pemerintah telah mengatakan, bahwa senjata telah disita dari rumahnya.
Guaido (35 tahun) pada Jumat (22/3) mengatakan, bahwa ia siap jika menerima timnya ditangkap, meski ia mengira pemerintah Maduro telah mencapai tahap akhir. Rosales mengatakan, dia pikir Maduro terlalu takut untuk menangkap Guaido sendiri.
"Saya pikir rezim memikirkannya dengan sangat hati-hati. Saya tidak berpikir mereka akan berani. Mereka selalu takut pada orang yang percaya pada kebebasan," kata Rosales.
Venezuela terjerumus ke dalam krisis politik pada Januari, ketika Guaido meminta konstitusi untuk menjadi presiden sementara dengan alasan pemilihan kembali Maduro pada 2018 tidak sah. Dia telah diakui oleh sebagian besar negara-negara Amerika Latin dan Barat sebagai pemimpin sah Venezuela.
Namun, Maduro tetap memegang kendali atas fungsi-fungsi negara, dan kesetiaan para petinggi militer. Maduro yang dikenal sosialis mengatakan, Guaido adalah boneka Amerika Serikat dan berusaha memimpin kudeta terhadapnya untuk merebut kendali cadangan minyak negara OPEC, yang terbesar di dunia.