REPUBLIKA.CO.ID, RABAT--Polisi Maroko menggunakan water canon untuk membubarkan demonstrasi guru yang digelar di ibu kota Rabat. Unjuk rasa yang dilakukan guru-guru muda tersebut meminta kondisi kerja yang lebih baik.
Pada Ahad (24/3), pihak berwenang berusaha mengakhiri unjuk rasa yang dilakukan oleh sekitar 15 ribu guru di depan gedung parlemen. Rencananya mereka ingin menginap untuk membuat unjuk rasa yang lebih besar lagi.
Polisi yang memakai seragam anti huru-hara mulai bergerak ketika negosiasi antara polisi dan guru gagal dilakukan. Pihak berwenang menawarkan para guru beberapa bus untuk mengatar mereka ke tempat mereka menginap. Dalam unjuk rasa itu para guru berteriak 'kebebasan, martabat, keadilan sosial'.
Belum ada komentar baik dari kepolisian maupun pemerintah. Beberapa guru mengatakan mereka memprotes kontrak kerja mereka. Mereka menuntut gaji penuh dan uang pensiun seperti pegawai sipil biasa.
Para guru kontrak di Maroko ini sudah melakukan mogok kerja selama tiga pekan berturut-turut. Maroko memiliki 240 ribu guru. Pada tahun 2016 lalu sebanyak 55 guru dipekerjakan dengan status kontrak.
Maroko ditekan pemberi pinjaman internasional untuk memangkas biaya upah pekerja sipil. Negara itu juga diminta untuk melakukan efesiensi di sektor publik.