Senin 25 Mar 2019 10:39 WIB

Pangeran Charles Lakukan Kunjungan Perdana ke Kuba

Inggris berupaya mencari mitra dagang alternatif setelah Brexit.

Rep: Lintar Satria/ Red: Nur Aini
Pangeran Charles.
Foto: People
Pangeran Charles.

REPUBLIKA.CO.ID, HAVANA -- Pangeran Charles dan istrinya Camilla tiba di Havana. Itu merupakan kunjungan pertama keluarga Kerajaan Inggris ke negara komunis Kuba di saat pemerintah Inggris, sekutu terdekat Amerika Serikat (AS) masih berusaha mengisolasi negeri itu. 

Setelah Pesawat Royal Air Force mendarat, putra mahkota Inggris tersebut langsung menuju pemakaman pahlawan kemerdekaan Jose Marti di Havana Revolution Square, sebuah alun-alun yang dipenuhi gambar pasukan geriliya termasuk Ernesto “Che” Guevara.

Baca Juga

Selama kunjungan tiga hari yang bersejarah ini Pangeran Charles akan bertemu dengan Presiden Kuba Miguel Diaz-Canel. Dalam tur Kepulauan Karabia itu, Pangeran Charles juga akan mengunjungi distrik kolonial di Havana, menemui rakyatnya dan melihat proyek energi hijau serta parade mobil-mobil antik Inggris.

Kunjungan keluarga kerajaan ini masih termasuk dalam upaya normalisasi hubungan Barat dengan Kuba, sebuah upaya yang dilakukan mantan Presiden AS Barack Obama dalam membuka lembaran baru dengan Kuba. Tapi sejak Donald Trump berkuasa, AS kembali menekan Kuba yang mendorong mereka untuk mengubah pemerintahannya. AS kembali memberlakukan embargo yang menyulitkan perekonomian negara itu. Pemerintah Trump juga memberikan tekanan terhadap Venezuela, sekutu Kuba.

"Selalu baik bagi Kuba untuk memperkuat hubungan dengan aktor internasional penting tapi menjadi lebih baik lagi ketika Amerika Serikat memiliki presiden dari sayap ekstrem kanan yang ingin menyakiti Kuba," kata salah satu warga Kuba, Arian Rubio, 26 tahun yang juga seorang sejarawan.

Profesor ilmu pemerintahan dari American University William LeoGrande mengatakan kunjungan delegasi tingkat tinggi dari negara besar 'memberikan legitimasi kepada pemerintah Kuba'. Kunjungan ini juga menjadi peringatan kepada AS tindakan mereka melawan Kuba dapat menimbulkan biaya diplomatik dengan sekutu penting mereka.

Pemerintah Inggris meminta pasangan keluarga Kerajaan Inggris untuk menambah Kuba dalam tur Karabia mereka. Tur ke negara-negara mantan dan masih wilayah Inggris tersebut diharapkan dapat meningkatkan perdagangan dan pertukaran budaya serta pengaruh politik Inggris di panggung internasional.

Pada tahun lalu, perdagangan Inggris dan Kuba kurang dari 100 juta dolar AS. Sementara itu, hanya segelintir perusahaan Inggris terkenal yang berinvestasi di sana melalui anak perusahaan mereka, seperti Imperial Brands Plc, British-American Tobacco Plc, dan Unilever. 

Namun, peluang bisnis di pulau terbesar di Karabia itu diperkirakan akan terus tumbuh, termasuk peluang memperluas sektor pariwisata yang sudah menarik wisatawan Inggris 200 ribu orang per tahun.

Selain itu, Inggris terus mencari mitra dagang alternatif sejak referendum Brexit tahun 2016. Rencananya ada beberapa pejabat tinggi yang menemani Pangeran Charles dalam tur ini. Tapi rencana tersebut dibatalkan setelah ada drama politik dalam negeri usai Perdana Menteri Theresa May meminta tenggat waktu Brexit diperpanjang.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement