Senin 25 Mar 2019 17:27 WIB

Rencana Rumania Pindahkan Kedubes ke Yerusalem Dikecam

Uni Eropa diminta bertindak mengenai keputusan Rumania.

Red: Nur Aini
Jamaah Shalat Jumat berfoto di depan bangunan Kubah Sakhrakh di kompleks Masjid Al Aqhsa Yerusalem, Jumat (18/5). Penjajah Israel membuka akses wilayah ini bagi jamaah Shalat Jumat wanita, anak-anak, dan laki-laki berumur di atas 40 tahun.
Foto: Mahmoud Illean/AP
Jamaah Shalat Jumat berfoto di depan bangunan Kubah Sakhrakh di kompleks Masjid Al Aqhsa Yerusalem, Jumat (18/5). Penjajah Israel membuka akses wilayah ini bagi jamaah Shalat Jumat wanita, anak-anak, dan laki-laki berumur di atas 40 tahun.

REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Sekretaris Jenderal Komite Pelaksana Organisasi Pembebasan Palestina (PLO), Saeb Erekat mengecam pengumuman Rumania untuk memindahkan Kedutaan Besarnya di Israel ke Al-Quds (Yerusalem) sebagai pelanggaran nyata terhadap hak rakyat Palestina, hukum internasional dan resolusi PBB.

"Itu hanya memberi sumbangan bagi penghapusan penyelesaian dua-negara, satu-satunya cara menuju perdamaian dan kestabilan di seluruh wilayah ini," kata Erekat di dalam satu cicitan di Twitter.

Baca Juga

Ia menyeru Uni Eropa agar bertindak mengenai keputusan Rumania tersebut. Ia menekankan pelanggaran terhadap kebijakan lama Eropa. "Kami mengangkat masalah ini dengan Liga Arab dan Organisasi Kerja Sama Islam (OIC)," kata Erekat.

Presiden Rumania Klaus Iohannis pada Ahad (24/3) juga menegur Perdana Menterinya Viorica Dancila karena menyatakan Kedutaan Besar Rumania di Israel akan dipindahkan dari Tel Aviv ke Al-Quds. Ia mengatakan pernyataan semacam itu oleh Dancyla memperlihatkan ketidakpedulian total terhadap kebijakan luar negeri dan dalam pengambilan keputusan penting negara Rumania.

Dancila mengumumkan dalam satu pertemuan dengan kelompok lobi pro-Israel di Amerika Serikat, AIPAC, negaranya bermaksud memindahkan Kedutaan Besarnya di Israel ke Al-Quds. Iohannis menekankan bahwa keputusan semacam itu tidak boleh diambil oleh pemerintah, tapi oleh dia sebagai presiden.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement