REPUBLIKA.CO.ID, GAZA – Hamas menyatakan, pihaknya telah melakukan gencatan senjata dengan Israel setelah saling melakukan baku tembak dan pengeboman. Gencatan senjata ini ditengahi oleh Mesir.
"Upaya-upaya Mesir berhasil dengan gencatan senjata antara kubu pendudukan Israel, dan faksi-faksi perlawanan," kata juru bicara Hamas, Fawzi Barhoum, dilansir Aljazeera, Selasa (26/3).
Gencatan senjata dilaporkan terjadi tidak lama setelah roket ditembakkan dari Gaza ke Israel pada Senin (25/3) malam.
Tembakan roket tersebut sebagai respons atas serangan udara Israel yang menggempur posisi Hamas di seluruh wilayah Palestina.
Hamas dan Jihad Islam di Gaza menyatakan, mereka menembakkan proyektil melintasi perbatasan sebagai peringatan terhadap tentara Israel.
Sebelumnya, pesawat-pesawat tempur Israel melancarkan serangan udara terhadap posisi Hamas di Jalur Gaza. Serangan ini sebagai aksi pembalasan atas roket yang diluncurkan dari kantong Palestina yang menghantam sebuah rumah di Israel, dan melukai tujuh orang.
Ketika serangan Israel dimulai, warga di bagian utara Jalur Gaza mendengar suara ledakan. Media lokal melaporkan serangan udara menggempur di daerah pertanian di timur Khan Younis, selatan Gaza.
Aljazeera melaporkan dari perbatasan Gaza-Israel, beberapa bangunan yang terkait dengan Hamas terkena serangan tersebut.
Israel mengklaim telah menghancurkan markas intelijen militer Hamas. Sementara, Kementerian Kesehatan Gaza mencatat terdapat tujuh warga Palestina terluka dalam serangan itu.
"Israel terus memaksakan pengepungan yang melumpuhkan di Jalur Gaza dan mempraktikkan segala jenis agresi terhadap Palestina. Oleh karena itu, pendudukan Israel harus menanggung konsekuensi dari tindakannya terhadap rakyat kita di Gaza dan Tepi Barat dan di Yerusalem. Hamas tidak akan membiarkan rakyat kita tidak terhalang, perlawanan akan menyerang kembali jika diperlukan," ujar juru bicara Hamas Abdullatif al-Kanoo.
Kepala Politik Hamas Ismail Haniya menyerukan persatuan untuk mengatasi serangan Israel. Dia mengatakan, Palestina telah diserang dari berbagai sudut.
"Kita harus menghadapi serangan ini dengan front nasional bersatu, dan berkoordinasi dengan sekutu Arab kita. Perlawanan kita tidak akan menyerah jika pendudukan melewati garis merah," ujar Haniya.
Juru Bicara Kementerian Kesehatan Gaza Ashraf al-Qudrah mengatakan, rumah sakit dan titik-titik medis di seluruh jalur sudah siap dan berada dalam kondisi siaga tinggi.
Kementerian Kesehatan meminta warga mengambil tindakan pencegahan saat Israel mulai melancarkan serangan ke Gaza.
Sementara itu, Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres sangat prihatin dengan perkembangan terakhir di Israel dan Jalur Gaza. Dia mendesak semua pihak menahan diri secara maksimal.