Rabu 27 Mar 2019 15:17 WIB

500 Rumah di Gaza Rusak Akibat Serangan Udara Israel

Sebanyak 30 rumah di Gaza hancur total akibat serangan udara Israel.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Nur Aini
Para pengunjuk rasa Palestina di dekat perbatasan antara Israel dan Jalur Gaza, bagian timur Gaza, Jumat (22/02/2019).
Foto: EPA-EFE/MOHAMMED SABER
Para pengunjuk rasa Palestina di dekat perbatasan antara Israel dan Jalur Gaza, bagian timur Gaza, Jumat (22/02/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA – Menteri Pekerjaan Umum Palestina di Jalur Gaza Mufid al-Hasayneh mengatakan agresi Israel baru-bari ini ke Gaza telah menyebabkan 500 rumah warga rusak. Para pekerja telah dikerahkan ke masing-masing daerah untuk membenahi puing-puing yang menutup akses jalan.

“Dalam serangan udara Israel terhadap Gaza, 30 rumah hancur total dan 500 rumah lainnya rusak,” kata al-Hasayney pada Selasa (26/3) malam, dilaporkan laman kantor berita Palestian, WAFA.

Baca Juga

Dia mengungkapkan, pihaknya telah mengerahkan semua upaya yang mungkin diambil untuk mengurangi beban dan penderitaan warga Palestina yang terdampak serangan. Kementerian Pekerjaan Umum Palestina juga menjalin koordinasi dengan badan-badan serta lembaga internasional dalam membantu masyarakat Gaza.

Sejak Senin lalu, situasi di Gaza kembali memanas. Hal itu dipicu oleh serangan roket dari Gaza ke wilayah Israel. Salah satu roket yang ditembakkan dilaporkan menghantam sebuah rumah dan melukai tujuh warga Israel.

Serangan itu kemudian dibalas Israel dengan mengerahkan jet tempurnya ke Gaza. Mereka menyerang basis dan markas kelompok Hamas di sana. Kantor pemimpin Hamas Ismail Haniyeh dilaporkan hancur akibat serangan udara Israel.

Eskalasi di Gaza kemudian berusaha diredam oleh Mesir. Ia mengundang perwakilan Hamas dan Israel untuk melakukan pembicaraan. Kairo pun berhasil mendorong kedua belah pihak menyepakati gencatan senajata pada Selasa.

Kendati mencapai gencatan senjata, ketegangan masih membekap wilayah perbatasan Israel dan Gaza. Israel bahkan mengimbau warganya untuk selalu waspada dan menganjurkan mereka berlindung di tempat perlindungan bom.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement