REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM --- Inggris memberikan bantuan 2,6 juta dolar Amerika Serikat (AS) untuk penyediaan obat-obatan dan perlengkapan bedah yang dibutuhkan rumah sakit di Gaza, Palestina. Dilansir kantor berita Wafa, dana tersebut bertujuan untuk membantu rumah sakit Gaza yang menghadapi peningkatan jumlah pasien yang mengalami trauma dan luka-luka menyusul rangkaian protes yang dimulai sejak 20 Maret tahun lalu.
Lebih dari 23.000 warga Palestina mengalami luka sejak protes itu berlangsung. Meningkatnya pasien di rumah sakit Gaza pun membuat pelayanan kesehatan kewalahan terlebih dengan kekurangan pasokan obat-obatan.
Kedutaan Inggris di Yerusalem mengatakan paket bantuan baru akan mendukung Komite Internasional untuk Palang Merah (ICRC) untuk menyediakan peralatan bedah yang sangat dibutuhkan, obat-obatan, peralatan penanganan luka, anggota badan palsu dan fisioterapi pascaoperasi. Dengan bantuan itu juga akan membantu menyediakan layanan rehabilitasi fisik untuk hampir 3.000 orang cacat.
“Inggris sangat prihatin dengan krisis di Gaza dan tekanan yang diberikan pada rumah sakit, yang sekarang hampir mencapai titik puncak. Pendanaan bantuan Inggris yang diumumkan hari ini akan membantu merawat semakin banyak pasien darurat dan menyediakan obat-obatan yang sangat dibutuhkan, persediaan bedah dan rehabilitasi,” kata Sekretaris Pembangunan Internasional Inggris, Penny Mordaunt.
Mordaunt juga mengatakan Inggris juga telah memberikan bantuan berupa makanan darurat bagi 62 ribu pengungsi Palestina yang menghadapi risiko kelaparan. Bantuan Inggris telah membantu mencegah penyebaran penyakit, dan memberi orang akses ke layanan kesehatan, air bersih, dan sanitasi.
"Inggris baru-baru ini juga menyediakan paket pasokan makanan darurat untuk lebih dari 62 ribu pengungsi Palestina yang berisiko kelaparan,” tambahnya.