REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden Amerika Serikat (AS) Donald mengancam menutup perbatasan AS dan Meksiko pekan depan. Ancaman tersebut dilontarkan Trump setelah ia menilai Meksiko gagal mencegah warganya berimigrasi ke Amerika Serikat. Aliran migran tersebut dianggap ilegal memasuki AS.
"Jika Meksiko tidak segera menghentikan semua migrasi ilegal yang masuk ke Amerika Serikat melalui perbatasan selatan kami, saya akan menutup perbatasan, atau sebagian besar perbatasan, minggu depan," katanya, Jumat (30/3).
"Ini akan sangat mudah dilakukan Meksiko, tetapi mereka hanya mengambil uang kita," ujarnya menambahkan.
Presiden Meksiko, Andres Manuel Lopez Obrador mengatakan, dia tidak ingin terlibat dalam konfrontasi mengenai masalah tersebut."Donald Trump memiliki caranya sendiri melihat sesuatu," katanya dalam acara peluncuran program sosial baru di kota timur Poza Rica.
"Saya ingin memperjelas bahwa kita tidak akan bertarung dengan pemerintah Amerika Serikat. Kita akan menjunjung kedamaian cinta," katanya.
Namun pemimpin sayap kiri itu juga menambahkan. "Orang-orang di Amerika Tengah tidak memiliki pilihan, jadi mereka mencari cara untuk mencari nafkah. Ini adalah hak asasi manusia. Kita seharusnya tidak mengutuk migrasi,"ujarnya.
Sebelumnya, Lopez Obrador menegaskan bahwa Meksiko tengah bekerja memerangi imigrasi ilegal. "Semua pembicaraan tentang migran ilegal dan semacamnya terkait dengan politik dan kampanye pemilihan AS. Maka dari itu, saya tidak akan membahasnya," katanya dalam konferensi pers.
Menteri Luar Negeri Meksiko Marcelo Ebrard menjawab tweet Trump dengan mengatakan negaranya tidak bertindak berdasarkan ancaman.
"Kami adalah tetangga yang hebat. Tanyakan saja pada 1,5 juta warga AS yang telah memilih untuk memanggil negara kami rumah, komunitas terbesar di luar Amerika Serikat," kata Ebrard.
Lopez Obrador, orang sayap kiri yang menjabat pada bulan Desember telah berupaya untuk mengembangkan hubungan baik dengan Trump. Lopez Obrador menginginkan AS mendanai 10 miliar dolar AS untuk program pembangunan ekonomi bagi Meksiko dan Amerika Tengah untuk memerangi kemiskinan dan kekerasan yang menurutnya merupakan akar penyebab migrasi.
Gedung Putih tampaknya mendengarkan, mengirim penasihat dan menantu presiden Jared Kushner untuk bertemu Lopez Obrador di Mexico City minggu lalu untuk pembicaraan mengenai masalah ini.Namun Trump sendiri telah kembali ke bentuk kampanye klasik saat pemilihan presiden 2020 memanas di Amerika. Pada Kamis, ia mengatakan kepada demonstran di Michigan bahwa AS akan menutup perbatasan tersebut jika Meksiko tidak berbuat lebih banyak untuk membendung aliran migran menyeberang secara ilegal ke Amerika Serikat.