Sabtu 30 Mar 2019 08:42 WIB

Angelina Jolie Minta Perempuan Dilibatkan dalam Perdamaian

Perempuan dinilai harus dilibatkan dalam upaya perdamaian Afghanistan.

Rep: Umi Soliha/ Red: Nur Aini
Angelina Jolie.
Foto: EPA
Angelina Jolie.

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Aktris yang telah mengantongi banyak penghargaan dan aktivis untuk pengungsi, Angelina Jolie mendorong perempuan dilibatkan dalam upaya mencapai perdamaian Afghanistan. Keinginan tersebut ia sampaikan dalam pidatonya di hadapan para menteri dan diplomat PBB kemarin.

Pembicaraan damai antara AS dan pejabat Taliban dimulai akhir tahun lalu. Namun, beberapa perempuan takut kebebasan semakin berkurang sejak pasukan Afghanistan yang didukung AS menggulingkan Taliban pada 2001. Mereka juga mengeluh suara mereka dikesampingkan.

Baca Juga

"Di Afghanistan, ribuan perempuan baru-baru ini berkumpul di depan umum mempertaruhkan nyawa mereka untuk meminta hak-hak mereka dan hak-hak anak-anak mereka dijamin dalam negosiasi damai yang sejauh ini mereka tidak boleh ikut campur," kata Jolie.

"Respons komunitas internasional sedikit mengkhawatirkan. Tidak ada perdamaian atau stabilitas di Afghanistan atau di mana pun di dunia ini yang melibatkan perdagangan hak-hak perempuan," kata Jolie, seorang utusan khusus untuk badan pengungsi UNHCR sejak 18 tahun lalu.

Sementara, Taliban telah mengatakan dalam pernyataan resmi mereka mungkin mempertimbangkan kebijakan yang lebih liberal terhadap perempuan. Namun, Inspektur Jenderal Khusus AS untuk Rekonstruksi Afghanistan mengatakan, konstitusi yang melindungi hak-hak perempuan merupakan hambatan bagi perdamaian.

Jolie juga mengungkapkan pentingnya Amerika Serikat yang merupakan 'bagian dari komunitas internasional' untuk komitmen menyuarakan multilaterisme untuk negara - negara yang tengah terjadi konflik atau yang memprihatinkan. “Saya seorang patriot, saya mencintai negara saya dan saya ingin melihatnya berkembang. Saya juga percaya pada Amerika yang merupakan bagian dari komunitas internasional dan negara-negara yang berdiri pada pijakan yang sama  bisa mengurangi risiko konflik, ” katanya.

"Di belahan bumi manapun manusia berada perlu adanya kejujuran pada dirinya sendiri dan mempertahankan prinsip bahwa semua laki-laki dan perempuan dilahirkan bebas dan setara," ujarnya menambahkan.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement