REPUBLIKA.CO.ID, CARACAS -- Ketua Federasi Palang Merah Internasional dan Masyarakat Bulan Sabit Merah (IFRC) Francesco Rocca mengatakan organisasinya akan mulai membagikan bantuan di Venezuela dalam dua pekan ke depan. Hal ini diumumkan setelah Venezuela mengalami pemadaman listrik besar-besaran untuk ketiga kalinya.
"Kami akan memiliki akses tanpa hambatan untuk membawa bantuan kemanusiaan ke Venezuela," kata Rocca, usai pertemuan di Caracas seperti dilansir di Deutsche Welle, Sabtu (30/3).
Krisis ekonomi di Venezuela membuat malnutrisi dan penyebaran penyakit meningkat di negara ini. Ratusan ribu orang juga membutuhkan pasokan bantuan dan makanan.
"Kami memperkirkan dalam jangka waktu 15 hari kami sudah siap memberikan bantuan," kata Rocca.
Palang Merah berharap bantuan itu dapat menjangkau 650 ribu orang yang membutuhkan. Rocca mengatakan organisasinya akan bertindak sesuai dengan prisip netralitas, imparsial dan kemerdekaan.
"Tanpa menerima intervensi dari siapa pun," tambahnya.
Sejauh ini Presiden Nicolas Maduro menolak bantuan kemanusiaan masuk ke negaranya. Membuat bantuan dari Amerika Serikat tertimbun di perbatasan Kolombia dan Brasil.
Melalui media sosial Twitter ketua oposisi yang mendeklarasikan dirinya sendiri sebagai presiden sementara Juan Guaido langsung mengklaim pengumuman IFRC ini. Ia mengatakan pengumuman tersebut sebagai bukti keberhasilan upayanya membawa masuk bantuan ke Venezuela.
Ia juga mengatakan dalam beberapa hari terakhir bantuan medis akan tiba di Venezuela dalam beberapa hari ke depan. Mengulangi janjinya yang terpaksa ia ingkari karena pasukan keamanan Venezuela melarang bantuan AS masuk.
Rocca mengatakan sebanyak beberapa ton bantuan makanan yang sebagian besar dari AS sudah diletakkan di perbatasan. AS yang mengakui Guaido sebagai presiden sementara menyambut pengumuman Palang Merah ini sebagai 'peluang nyata'.