REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Presiden Brasil Jair Bolsonaro melakukan kunjungan resmi ke Israel pada Ahad (31/3) waktu setempat. Kunjungan ini diperkirakan akan menjawab apakah Bolsonaro akan memindahkan kedutaan Brasil dari Tel Aviv ke Yerusalem.
Bolsonaro dijadwalkan berada di Israel selama dua hari. Selama masa kampanye dan usai ia menjabat presiden Brasil, ia berjanji memindahkan kedutaan besar Brasil ke Yerusalem. Ia juga sempat menarik pujian dari Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. Dia juga menuai kritik keras langkahnya itu akan memersulit upaya perdamaian antara Israel dan Palestina.
"Seperti yang saya janjikan selama kampanye, pemerintah kami berniat memindahkan kedutaan besar Brasil dari Tel Aviv ke Yerusalem. Israel adalah negara yang berdaulat dan kami menghormati mereka," ujar Bolsonaro empat hari usai ia terpilih menjadi Presiden Brasil.
Kendati demikian, seperti dilansir Times of Israel, dalam beberapa pekan terkahir tampaknya Bolsonaro ragu. Pada Kamis lalu ia mengatakan, kunjungannya ke Israel nanti akan mengumumkan pembukaan kantor bisnis di Yerusalem. Menteri Luar Negeri Brasil Ernesto Araujo mengatakan, awal bulan ini pemerintah Bolsonaro masih menghitung-hitung dan mempelajari rencana pemindahan kedutaannya dari Tel Aviv ke Yerusalem.
Malah, pada Januari, Wakil Presiden Brasil Hamilton Mourao bertemu dengan duta besar Palestina untuk Brasil. Setelah pertemuan tersebut, ia mengatakan kepada wartawan, untuk saat ini Brasil tidak berpikir untuk memindahkan kedutaan.
Para pemimpin dan pejabat Palestina dari seluruh dunia Arab mengadvokasi keras menentang langkah-langkah pemindahaan kedutaan besar negara dari Tel Aviv ke Yerusalem. Hal ini dipandang sebagai serangan terhadap orang-orang Palestina dan pelanggaran hukum internasional.
Brasil dikenal sebagai produsen daging sapi terbesar yang memenuhi standar halal. Pernyataan Bolsonaro menarik kedutaannya pun mendapat kecaman peringatan dari Liga Arab dan kamar dagang Arab-Brasil.
Analis Politik, Macro Bastos menilai, Bolsonaro memiliki dua kelompok untuk menyenangkan rakyat di dalam negerinya. Kaum Evangelikal dan komunitas Yahudi Brasil. "Yang baru di Brasil mencoba meniru jalan baru di AS. Tidak ada kepentingan strategis nyata dalam memindahkan kedutaan," kata Bastos.
Ia menyinggung soal hubungan pragmatis dan persahabatan Brasil dengan hampir semua negara asing dan ekspor daging bernilai miliaran dilar ke negara-negara Arab. Rencana pemindahan kedutaan akan mengikuti negara-negara Eropa yang berusaha menunjukkan solidariras dengan Israel dan AS.
Dalam beberapa pekan terakhir, beberapa negara mengumumkan rencana membuka pusat perdagangan dan budaya di ibu kota termasuk Republik Ceko, Hongaria, dan Slovakia. Sejauh ini, AS dan Guatemala yang memindahkan kedutaan besar mereka di Yerusalem.
Wakil Menteri Luar Negeri ISrael Tzipi Hotovely mengatakan tidak mengetahui perubahan posisi Bolsonaro. "Kami benar-benar menginginkan deklarasi selama kunjungannya yang akan datang ke Israel," ujarnya.
Kunjungan Bolsonaro hari ini dilakukan 10 hari sebelum rakyat Israel melakukan pemilihan umum dan Netanyahu yang berusaha meningkatkan prestasi diplomatiknya untuk memperoleh suara. Dunia terperangah ketika Trump disaksikan Netanyahu menandatangani deklarasi mengakui kedaulatan Israel atas Dataran Tinggi Golan. Hal itu pula dinilai merupakan langkah mendongkrak Netanyahu dalam pemungutan suara.
Sebagai informasi, pemimpin Brasil terakhir yang mengunjungi Israel adalah Luiz Inacio Lula da Silva pada 2010. Israel mencaci da Silva kala itu, sebab mengunjungi dan meletakkan karangan bunga di makam Yasser Arafat, namun menolak mengunjungi makam Theodor Herzl.
Di Yerusalem, Bolsonaro dijadwalkan bertemu dengan Netanyahu dan Presiden Reuven Rivlin. Dia juga dijadwalkan dan mengunjungi peringatan Yad Vashem Holocaust. Dia juga diharapkan mengunjungi Komando Front Depan dan memberikan penghargaan kepada delegasi penyelamatan Israel.
Dia juga akan bergabung dengan Netanyahu pada pertemuan puncak inovasi Israel-Brasil yang akan mempertemukan para pebisnis terkemuka dari kedua negara. Bolsonaro juga akan mengunjungi kantor Mobileye, sebuah perusahaan mengemudi otonom yang berbasis di Yerusalem.