Selasa 02 Apr 2019 17:24 WIB

Iran Kembali Dilanda Banjir Bandang

Sejumlah pengguna media sosial merekam video yang menggambarkan situasi banjir.

Rep: Puti Almas/ Red: Ani Nursalikah
Kendaraan militer digunakan mengevakuasi warga setelah banjir bandang melanda Kota Aq Qala di Provinsi Golestan, Iran, Senin, 25 Maret 2019.
Foto: AP Photo/Mohsen Esmaeilzadeh/ISNA
Kendaraan militer digunakan mengevakuasi warga setelah banjir bandang melanda Kota Aq Qala di Provinsi Golestan, Iran, Senin, 25 Maret 2019.

REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Iran kembali dilanda banjir bandang pada Senin (1/4). Kali ini, gelombang banjir terbaru terjadi di provinsi barat negara itu, setelah hujan deras mengguyur wilayah tersebut dalam beberapa hari terakhir.

VOA melaporkan banjir melanda beberapa kota di Provinsi Lorestan. Sejumlah pengguna media sosial di Iran juga merekam video yang menggambarkan situasi banjir tersebut.

Baca Juga

Salah satu rekaman memperlihatkan sebuah rumah yang rubuh di sekitar sungai dengan air mengalir deras dan berlumpur. Selain itu, terdapat video yang menunjukkan banjir menggenang dengan ketinggian mencapai atap bangunan-bangunan di Mamulan.

Banjir bandang pertama kali melanda Iran pada 19 Maret lalu, dimulai dari wilayah timur laut negara itu. Gelombang kedua bencana ini kemudian terjadi di wilayah barat dan barat daya pada 25 Maret.

Kantor berita resmi Iran IRNA melaporkan setidaknya 44 orang tewas dalam gelombang banjir tersebut. Dalam gelombang banjir terbaru, sekitar 400 kota dan desa di 15 provinsi tergenang dan membuat sekitar 60 ribu keluarga harus dievakuasi.

Pejabat berwenang juga melaporkan banjir telah membuat setidaknya 25 ribu rumah di banyak wilayah Iran hancur. Dikutip dari kantor berita Fars, Presiden Hassan Rouhani telah memerintahkan pihak berwenang di lokasi-lokasi banjir menggunakan semua kapasitas yang tersedia untuk mengevakuasi warga.

Pemerintah Iran juga memerintahkan secara darurat pembuangan air dari reservoir yang meluap. Pihak berwenang negara itu, termasuk Rouhani dan pejabat-pejabat lainnya telah mendapat kecaman dari banyak pengguna media sosial yang menuding sejak mereka terlalu lamban untuk mengatasi gelombang banjir bandang yang terjadi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement