REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif mengatakan Iran tak pernah menaruh harapan pada Eropa. Zarif menekankan selama beberapa tahun belakangan ini Iran telah melakukan kunjungan ke negara tetangga, yang menjadi mitra lamanya seperti Rusia, Cina, Turki, dan Irak.
Ia mengeluarkan pernyataan tersebut saat berbicara dalam satu wawancara dengan jejaring Khamenei. Pembicaraan berlangsung di sela-sela pertemuan Pemimpin Spiritual Revolusi Islam Sayyid Ali Khamenei dengan sekelompok pejabat pemerintah dan duta besar negara Islam untuk Teheran, Rabu (3/4).
Zarif mengatakan Eropa menganggap JCPOA sebagai prestasi dari sejak awal tapi mereka tidak cukup kuat mempertahankannya dan menghadapi sanksi. Pernyataan itu terlontar saat menjawab pertanyaan mengenai pernyataan Pemimpin Spiritual Iran mengenai kesepakatan nuklir, yang mengatakan Eropa praktis telah meninggalkan JCPOA (kesepakatan nuklir Iran).
"Tentu saja, Eropa tidak memiliki cukup kemampuan untuk bangkit menentang sanksi AS," ujar Zarif.
Sejak awal, pemerintah Iran saat ini dan terutama setelah penarikan diri AS dari kesepakatan nuklir dengan Iran, makin banyak perhatian telah diberikan pada negara-negara itu yang mendukung Iran pada masa sulit.
Presiden AS Donald Trump pada 8 Mei 2018 mengumumkan Amerika keluar dari JCPOA. Tindakan itu dikutuk oleh pihak-pihak lain dalam kesepakatan 2015 itu dan merusak misi mereka mempertahankan kesepakatan internasional bersejarah tersebut.