REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW — Pemerintah Rusia menyerukan agar Venezuela melakukan dialog untuk menyelesaikan krisis politik yang terjadi di negara itu. Komunitas internasional disebut perlu melakukan lebih banyak upaya untuk membuat lebih banyak pihak tertarik untuk terlibat dalam negosiasi yang dilakukan.
“Menurut pendapat kami, hanya dialog inklusif tanpa prasyarat yang akan membantu mencapai solusi kompromi pada krisis," ujar juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova dalam sebuah pernyataan pada Kamis (5/4).
Venezuela telah dilanda krisis dan kekacauan, seiring kondisi ekonomi di negara itu yang saat ini dilanda hiperinflasi. Pemerintah yang dipimpin Presiden Nicolas Maduro dianggap telah menciptakan situasi yang semakin buruk dengan kebijakan sosialis yang ia terapkan, serta pendahulunya mantan presiden Hugo Chavez.
Gelombang protes untuk menuntut kepemimpinannya telah berlangsung dalam beberapa tahun terakhir. Kondisi semakin memburuk pada awal tahun ini ketika pemimpin oposisi Venezuela Juan Guaido menyatakan dirinya sebagai presiden sementara dan diakui oleh Amerika Serikat (AS) serta sejumlah negara Barat.
AS telah memberikan sanksi ekonomi dan isolasi diplomatik terhadap Pemerintah Venezuela, sebagai bentuk dukungan kepada Guaido. Sanksi tersebut di antaranya ditujukan untuk Bank Pembangunan Ekonomi dan Sosial Venezuela dan empat lembaga keuangan lain milik negara itu.
Rusia mengatakan bahwa menjatuhkan sanksi sepihak tidak berkontribusi pada rekonsiliasi nasional Venezuela. Bahkan hal itu dinilai dapat semakin memicu konfrontasi politik dalam negerinya. Rusia mendesak internasional untuk membantu menyelesaikan krisis yang terjadi di negara Amerika Selatan tersebut.
"Kami sekali lagi mendesak semua kekuatan politik Venezuela yang bertanggung jawab yang independen dalam tindakan mereka, apa pun pandangan mereka untuk berunding dengan tujuan masa depan damai bagi rakyat dan tanah air mereka,” kata Zakharova.