Sabtu 06 Apr 2019 03:37 WIB

Perbaikan Boeing Jangan Terburu-buru

Laporan menyebutkan sistem kontrol penerbangan Boeing 737 Max-8 mengalami kesalahan.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Esthi Maharani
Bunga yang diletakkan di lokasi jatuhnya pesawat Ethiopian Airlines Boeing 737 Max 8 di dekat Bishoftu, selatan Addis Ababa, Ethiopia, Rabu (13/3).
Foto: AP Photo/Mulugeta Ayene
Bunga yang diletakkan di lokasi jatuhnya pesawat Ethiopian Airlines Boeing 737 Max 8 di dekat Bishoftu, selatan Addis Ababa, Ethiopia, Rabu (13/3).

REPUBLIKA.CO.ID, ADDIS ABABA -- Chief Executive Officer (CEO) Ethiopian Airlines Tewolde Gebremariam mengatakan, masih terlalu dini untuk mengatakan apakah tindakan perbaikan yang dilakukan oleh Boeing akan memadai. Dalam laporan awal menyebutkan bahwa sistem kontrol penerbangan Boeing 737 Max-8 mengalami kesalahan.

"Semua spekulasi merujuk pada dugaan dan keraguan atas kualifikasi pilot. Kami selalu optimis dengan pilot-pilot kami," ujar Gebremariam dilansir CNN, Jumat (5/4).

Sementara itu, perwakilan pilot Amerika Serikat (AS) menyambut baik laporan awal yang dirilis oleh Pemerintah Ethiopia. Laporan awal tersebut mengkonfirmasi bahwa terdapat kerusakan pada Sistem Augmentasi Karakteristik Manuver (MCAS).

"Temuan awal penyelidikan Ethiopia mengkonfirmasi bagi kami bahwa kerusakan MCAS adalah masalah yang darurat dan serius," ujar Juru Bicara American Pilots Association Kapten Jason Goldberg.

Goldberg mengatakan, American Pilots Association tetap berhati-hati dan berharap perbaikan dapat diperiksa secara menyeluruh serta tidak terburu-buru. Menurutnya, American Pilots Association akan kembali terbang dengan Boeing 737 Max jika sudah ada kepastian dari para regulator.

"Kami akan aktif terlibat untuk memastikan bahwa 737 Max akan terbang lagi, ketika semua pemangku kepentingan telah mengkonfirmasi bahwa pesawat sudah siap," kata Goldberg.

CEO Boeing Co Dennis Muilenburg meminta maaf kepada keluarga korban atas kecelakaan fatal yang menimpa Ethiopian Airlines dan Lion Air. Dia berjanji akan segera merilis piranti lunak (software) untuk sistem manuver pesawat. Muilenberg mengatakan, pihaknya mengambil pendekatan yang komprehensif, disiplin dan meluangkan waktu khusus untuk memperbaiki pembaruan perangkat lunak tersebut.

"Kami hampir selesai dan mengantisipasi sertifikasi dan implementasinya pada armada 737 MAX di seluruh dunia dalam beberapa minggu ke depan," ujar Muilenberg.

Muilenberg menjelaskan, pembaruan sistem tersebut dibarengi dengan pelatihan dan materi pendidikan tambahan yang diinginkan oleh para pilot setelah terjadinya dua kecelakaan fatal tersebut. Hal ini untuk mencegah agar kejadian serupa tidak terulang lagi di masa mendatang.

"Kami mengambil tanggung jawab untuk membangun dan mengirimkan pesawat terbang ke pelanggan maskapai kami dan kepada masyarakat penerbangan yang aman untuk terbang, dan dapat dengan aman diterbangkan oleh setiap pilot profesional dan berdedikasi di seluruh dunia," ujar Muilenburg.

Muilenburg tetap optimistis dengan keamanan Boing 737 Max. Dia memastikan, ketika suatu hari nanti 737 Max kembali terbang dengan perubahan perangkat yang sudah baru, maka ini akan menjadi salah satu pesawat paling aman.

"Penumpang, pramugari, pilot, termasuk keluarga dan teman kita sendiri berhak mendapatkan yang terbaik," kata Muilenburg.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement