Sabtu 06 Apr 2019 10:18 WIB

Polusi Plastik Sebabkan Kerugian 2,5 Triliun Dolar AS

Limbah plastik juga menelan 33 ribu dolar AS per ton dalam penurunan nilai lingungan.

Rep: Rossi Handayani/ Red: Friska Yolanda
Limbah plastik
Limbah plastik

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Polusi plastik di lautan dunia merugikan biaya triliunan dolar AS bagi masyarakat setiap tahun akibat sumber daya yang rusak dan hilang. Penelitian Marine Pollution Bulletin, nilai tersebut mencapai 2,5 triliun dolar Amerika Serikat (AS) per tahun.

Perikanan, akuakultur, kegiatan rekreasi, dan kesejahteraan global dipengaruhi secara negatif dari polusi plastik. Perkiraan penurunan 1-5 persen dalam manfaat yang diperoleh manusia dari lautan.

Baca Juga

"Perhitungan kami adalah menetapkan pada plastik. Kami tahu kami harus melakukan lebih banyak penelitian untuk memperbaiki, tetapi kami yakin bahwa mereka sudah meremehkan biaya nyata bagi masyarakat global," kata Nicola Beaumont, ekonom lingkungan di Laboratorium Kelautan Plymouth.

Studi menemukan, limbah plastik juga diyakini menelan biaya hingga 33 ribu dolar AS per ton dalam penurunan nilai lingkungan. Diperkirakan delapan juta ton polusi plastik memasuki lautan dunia setiap tahun.

Beaumont yang memimpin penelitian ini, mengatakan penyelidikan itu merupakan yang pertama dari jenisnya. Penelitian digunakan untuk mengeksplorasi dampak sosial dan ekonomi plastik di laut. Penulis mengingatkan, perkiraan tidak memperhitungkan dampak langsung dan tidak langsung pada industri pariwisata, transportasi dan perikanan, atau pada kesehatan manusia. 

Sampah plastik dapat ditemukan di seluruh dunia, mulai dari garis pantai terpadat hingga yang paling terpencil. Sampah tersebut memberikan dampak negatif terhadap zooplankton, invertebrata, ikan, kura-kura, burung, dan mamalia. Tetapi peneliti menemukan bahwa plastik dapat tetap bertahan selama puluhan tahun atau lebih. 

Plastik menempuh jarak lebih dari 3.000 kilometer dari asalnya. Ini dapat menciptakan habitat baru bagi bakteri dan ganggang. Koloni-koloni ini meningkatkan jangkauan bakteri dan alga biogeografis, sehingga berisiko penyebaran spesies dan penyakit invasif.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement