REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Intervensi militer Amerika Serikat (AS) di Venezuela dengan tujuan menggulingkan presiden Nicolas Maduro nampaknya akan menjadi pilihan yang sangat serius. Hal ini dikatakan oleh seorang pejabat tim keamanan nasional Washington.
“Jelas ini adalah sesuatu yang tidak satu pun orang akan sukai, tapi jelas ini harus dipertimbangkan secara serius untuk dilakukan,” ujar pejabat AS dalam kondisi anonimitas dilansir Washington Examiner, Sabtu (6/4).
Pemerintah AS yang dipimpin Presiden Donald Trump menggunakan ancaman intervensi militer untuk mencegah Maduro melakukan serangan terhadap pemimpin oposisi Venezuela Juan Guaido. Maduro menentang tekanan yang ditujukan kepada rezim pemerintahannya, dengan tetap memegang kendali militer dan kelompok paramiliter Colectivos.
Menurut pejabat senior AS, militer Venezuela seharusnya menegakkan tugas konstitusional melindungi rakyat di negara itu, termasuk dari Colectivos. Washington menyebut kelompok ini secara tidak resmi sebagai kelompok teroris.
Pelabelan tidak resmi Colectivos sebagai ‘teroris’ nampaknya menjadi strategi AS secara lebih luas dalam melawan Maduro. Sebelumnya, Senator AS Marco Rubio mengatakan Presiden Trump perlu menempatkan rezim Maduro dan Colectivos ke dalam daftar organisasi teroris asing secara resmi, seperti halnya Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) dan Alqaidah.
“Rezim Maduro membangun jaringan Colectivos sebagai pasukan keamanan pribadi untuk melindungi kekuasannya dan dengan keras menolak segala upaya untuk menggulingkannya,” jelas Rubio.