REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Luar Negeri Pakistan Shah Mehmood Qureshi mengklaim India akan meluncurkan agresi terhadap Pakistan. Menurut Qureshi, agresi itu akan dilakukan antara tanggal 16 dan 20 April 2019.
Qureshi mengaku para duta besar anggota tetap Dewan Keamanan PBB di Islamabad telah diberitahu tentang rencana India tersebut. "Kami memiliki intelijen yang andal bahwa India telah membuat skema baru dan kemungkinan akan melakukan agresi terhadap Pakistan. Menurut informasi kami, aksi ini dapat terjadi antara 16 dan 20 April," kata dia, seperti dilansir South China Morning pada Ahad (7/4).
Qureshi menegaskan bahwa dia bertanggung jawab langsung atas keabsahan informasi yang dia sampaikan kepada pers di Kota Multan Selatan, Pakistan.
"Saya mengatakannya dengan tanggung jawab dan saya memiliki posisi yang bertanggung jawab. Saya tahu setiap kata yang saya katakan akan menjadi berita utama di pers internasional," kata dia.
Dia juga mengklaim, agresi yang direncanakan India itu bertujuan untuk meningkatkan tekanan diplomatik terhadap Pakistan.
Diketahui, ketegangan antara Pakistan dan India semakin menjadi setelah terjadinya ledakan bom bunuh diri di Kashmir India pada Kamis (14/2) lalu. Serangan itu adalah serangan terhadap petugas keamanan yang paling mematikan di Kashmir dan menewaskan 40 petugas.
Wilayah Kashmir telah dibagi antara India dan Pakistan sejak berakhirnya pemerintahan kolonial Inggris pada tahun 1947.
New Delhi menuduh, serangan itu dilancarkan oleh kelompok Islamis Jaish-e-Mohammad yang berbasis di Pakistan. Pemerintah Pakistan juga dituduh melindungi dan mendukung militan yang melancarkan serangan di Kashmir tersebut.
Namun pada saat itu, Pakistan membantah berperan dalam serangan itu. Perdana Menteri Pakistan Imran Khan bahkan menawarkan kerja sama dalam penyelidikan jika bukti yang kredibel diberikan oleh India.