REPUBLIKA.CO.ID, RAMALLAH -- Menteri Luar Negeri Palestina Riyad Al-Maliki memperingatkan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu tentang janjinya menganeksasi Tepi Barat jika kembali terpilih sebagai perdana menteri dalam pemilu Israel yang digelar pada Selasa (9/4). Maliki menyebut, jika hal tersebut direalisasikan, Netanyahu akan menghadapi masalah nyata.
“Jika Netanyahu ingin menyatakan kedaulatan Israel atas Tepi Barat, maka Anda tahu dia harus menghadapi masalah nyata. Keberadaan 4,5 juta warga Palestina, apa yang harus dilakukan dengan mereka?” kata Maliki ketika diwawancara The Associated Press di sela-sela acara Forum Ekonomi Dunia di Yordania pada Ahad (7/4).
Dia menegaskan rakyat Palestina tidak akan hengkang selangkah pun dari Tepi Barat. “Kami akan tetap berada di sana. Komunitas internasional harus berurusan dengan kita,” ujarnya.
Sebelumnya, Sekretaris Jenderal Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) Saeb Erekat telah melayangkan kecaman terhadap rencana Netanyahu mencaplok Tepi Barat jika kembali terpilih sebagai perdana menteri Israel. Ia mengaku tak terkejut dengan pernyataan tersebut.
“Israel akan terus terang-terangan melanggar hukum internasional selama komunitas internasional akan terus memberikan penghargaan kepada Israel dengan impunitas, khususnya dengan dukungan pemerintahan (Donald) Trump serta dukungan atas pelanggaran Israel terhadap hak nasional dan hak asasi manusia rakyat Palestina,” kata Erekat.
Kecaman juga datang dari Pemerintah Turki. Menteri Luar Negeri Turki Mavelut Cavusoglu mengatakan Tepi Barat merupakan wilayah Palestina yang diduduki Israel. Pendudukan yang telah berlangsung sejak 1967 itu melanggar hukum internasional.
Oleh sebab itu, Cavusoglu mengecam janji Netanyahu yang hendak mencaplok wilayah tersebut guna memenangkan pemilu Israel. “Pernyataan Perdana Menteri Netanyahu yang tidak bertanggung jawab untuk mencari suara sebelum pemilihan Israel tidak dapat dan tidak akan mengubah fakta ini (Tepi Barat sebagai wilayah pendudukan),” ujarnya pada Ahad (7/4).
Juru bicara Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, Ibrahim Kalin, menyampaikan protes serupa. Dia mengaku ingin mengetahui bagaiamana Barat akan bereaksi terhadap rencana Netanyahu. “Akankah demokrasi Barat bereaksi atau mereka akan terus menentramkan? Malu pada mereka semua!” kata Kalin melalui akun Twitter pribadinya.