REPUBLIKA.CO.ID, LUXEMBOURG -- Kepala bidang kebijakan luar negeri Uni Eropa Federica Mogherini menyerukan kelompok-kelompok bersenjata di Libya segera melakukan gencatan senjata. Ia meminta kelompok yang bertikai kembali ke jalur negosiasi politik.
Mogherini mengetuai pertemuan menteri-menteri negara Uni Eropa di Luxembourg. Ia mengatakan pesan Eropa harusnya untuk mengimplementasikan sepenuhnya gencatan senjata demi kemanusiaan.
"Dan untuk menghindari aksi militer dan ketegangan lebih lanjut dan kembali ke jalur politik," kata Mogherini, Senin (8/4).
Mogherini juga berbicara kepada utusan khusus PBB untuk Libya Ghassan Salame pada Senin pagi. Ia mengatakan menteri-menteri Uni Eropa bersatu meminta Tentara Nasional Libya (LNA) yang dipimpin Khalifa Haftar untuk menahan operasi militer ke Tripoli.
Sebelumnya negara-negara G-7 juga menyerukan hal yang sama. LNA dikabarkan sudah bergerak menuju selatan Tripoli dan mengambilalih bandara yang sudah tidak lagi digunakan, mengancam pemerintahan yang diakui masyarakat internasional yang terletak di ibu kota.
Serangan LNA yang bersekutu dengan pemerintahan di Benghazi meningkatkan perebutan kekuasaan di Libya. Negara yang hancur sejak diktaktor Moammar Gaddafi digulingkan pemberontakan yang didukung NATO pada 2011 lalu.
"Kami harus melakukan segalanya untuk menghentikan operasi militer sehingga tidak ada perang saudara di Libya," kata Menteri Luar Negeri Luxembourg Jean Asselborn.