REPUBLIKA.CO.ID, NURSULTAN -- Kazakhstan akan menggelar pemilihan presiden pada 9 Juni. Pemilihan itu dilakukan sesuai dengan apa yang diatur dalam konstitusi negara tersebut.
“Sesuai dengan paragraf 3-1, pasal 41 konstitusi Republik Kazakhstan, pemilihan awal presiden dijadwalkan digelar pada 9 Juni,” demikian bunyi dekrit yang ditandatangani oleh kepala negara Kasym-Jomart Tokayev, dilansir Trend, Selasa (9/4).
Dalam dekrit tersebut juga dituliskan komisi pemilihan umum Kazakhstan harus memastikan penyelenggaran pemilu tersebut dapat terlaksana dengan baik. Selain itu, pemerintah harus mengambil langkah-langkah untuk mendapat dukungan dalam bidang logistik dan finansial.
“Gubernur di daerah-daerah, wali kota dari kota-kota mulai dari Nursultan, Almaty, dan Symkent harus memastikan persiapan secara tepat waktu dan keakuratan daftar warga yang memiliki hak pilih,” ujar dekrit tersebut lebih lanjut.
Para aparatur negara tersebut juga diharuskan memberi bantuan menyeluruh kepada komisi pemilihan pusat serta wilayah dalam penyelenggaraan presiden awal. Tokayev menjadi pemimpin sementara Kazakhstan menggantikan mantan presiden Nursultan Nazarbayev yang mengundurkan diri setelah 30 tahun memimpin negara itu pada 19 Maret lalu.
Nazarbayev atau dikenal dengan julukan ‘Papa’ oleh warga Kazakhstan telah memimpin negara itu sejak 1989, ketika masih menjadi bagian dari Uni Soviet. Ia menjadi pemimpin dari era Uni Soviet terakhir dan secara resmi menandatangani dekrit pengunduran diri pada 20 Maret.
Meski demikian, ia akan tetap memegang kunci dewan keamanan dan pemimpin Partai Nur Otan. Dia akan menyerahkan kepresidenan kepada sekutu yang setia hingga akhir masa jabatannya pada April 2020.
Nazarbayev tidak memiliki penerus untuk mengemban posisinya sebagai presiden. Sesuai konstitusi, Tokayev yang menjabat sebagai ketua parlemen Kazakhstan akan meneruskan jabatan sebagai presiden hingga masa jabatan Nazarbayev berakhir.