Selasa 09 Apr 2019 18:53 WIB

Capres AS Sebut Netanyahu Rasialis

Netanyahu telah menyulut kontroversi karena membentuk aliansi dengan sayap kanan.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.
Foto: EPA/SEBASTIAN SCHEINER
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Calon presiden Amerika Serikat 2020 dari Partai Demokrat Beto O'Rourke telah membuat gesekan dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu. O'Rourke menyebut dia rasialis karena membuat persekutuan politik dengan partai politik sayap-kanan Yahudi sebelum pemilihan umum di Israel.

O'Rourke mengeluarkan komentar tersebut pada Ahad (7/4), saat berkampanye di Iowa. Meskipun mengatakan hubungan AS-Israel adalah salah satu hubungan yang paling penting yang dimiliki AS, O'Rourke menyatakan itu harus bisa melampaui seorang perdana menteri yang rasialis. Dia mengatakan Netanyahu memperingatkan orang Arab yang datang ke tempat pemungutan suara.

Baca Juga

O'Rourke menyebut Netanyahu melawan setiap prospek perdamaian saat ia mengancam akan mencaplok Tepi Barat Sungai Yordan. Netanyahu juga disebutnya memihak partai rasial sayap-kanan guna mempertahankan jabatannya

"Saya tidak mengira Benjamin Netanyahu merupakan keinginan sesungguhnya rakyat Israel atau kepentingan terbaik hubungan AS-Israel atau setiap jalur menuju perdamaian dengan rakyat Pemerintah Otonomi Palestina, Jalur Gaza dan Negara Israel," kata O'Rourke, sebagaimana dikutip Kantor Berita Turki, Anadolu, Selasa (9/4).

Netanyahu telah menyulut kontroversi karena membentuk persekutuan pemilihan antara blok Partai Likuid dan Partai Kekuatan Rakyat (Otzma Yehudit), yang berhaluan kanan-jauh, sebelum pemilihan anggota Parlemen pada Selasa. Langkah permulaan Netanyahu dalam pemilihan umum menyulut kecaman yang jarang terjadi dari kelompok pelobi pro-Israel kuat AIPAC, yang menyebut Otzma Yahudi rasialis dan tercela. Ia memberi dukungan kepada pernyataan yang juga langkah mengenai politik dalam negeri Israel dari Komite Yahudi Amerika.

"Pandangan Otzma Yehudit tercela. Pandangan itu tidak mencerminkan nilai inti yang menjadi landasan utama Negara Israel. Partai tersebut mungkin memperoleh cukup banyak suara untuk memasuki Knesset selanjutnya dan bahkan berpotensi menjadi bagian dari koalisi yang memerintah," kata AIPAC.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement