Rabu 10 Apr 2019 12:12 WIB

Akan Ada Lebih Sedikit Perempuan di Parlemen Israel

Jumlah anggota parlemen perempuan Israel turun dibandingkan sebelumnya.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Ani Nursalikah
Suasana sidang parlemen Israel (Knesset).
Foto: Daily Sabah
Suasana sidang parlemen Israel (Knesset).

REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Keterlibatan anggota parlemen baru di Knesset Israel berikutnya akan sangat jarang diisi oleh anggota parlemen perempuan. Pada periode mendatang, anggota parlemen perempuan akan ada lebih sedikit.

Dilansir Time of Israel, jika hasil saat ini tetap, berarti Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menang. Saat ini sudah 97 persen suara dihitung.

Baca Juga

Akan ada 28 anggota parlemen perempuan dari berbagai partai berada Knesset. Angka itu turun dari 33 anggota perempuan di Knesset sebelumnya.

Hal ini pun dinilai akan mengakhiri tren peningkatan keterwakilan perempuan dalam beberapa tahun terkahir. Hanya satu partai, yakni Partai Maretz, yang akan dikepalai oleh seorang wanita.

Perempuan dari Partai Blue and White, Gadeer Mreeh akan menjadi wanita pertama dari etnis Druze yang menjadi anggota parlemen Knesset. Jajak pendapat menunjukkan keberhasilan ia di partainya dalam pemilihan kali ini.

Seorang mantan pembawa berita, ibu dua anak berusia 34 tahun ini berasal dari kota Daliyat al-Karmel, Israel utara. Orang Druze Timur Tengah secara teratur melayani di pasukan keamanan Israel (IDF) dan aspek-aspek lain dari masyarakat Israel. Politikus Druze lainnya termasuk Ayoob Kara dari Likud, juga dari Daliyat al-Karmel.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement