Rabu 10 Apr 2019 14:42 WIB

Perang Saudara Libya Ancam Kehidupan Setengah Juta Anak

Perang saudara Libya kembali pecah di sekitar ibu kota Tripoli.

Rep: Lintar Satria / Red: Nur Aini
Tentara menjaga Kota Tripoli, Libya. (ilustrasi)
Foto: EPA-EFE/STRINGER
Tentara menjaga Kota Tripoli, Libya. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, TRIPOLI -- Perwakilan Khusus UNICEF di Libya Abdel-Rahman Ghandour mengatakan perang saudara yang kembali terjadi di Libya mengancam setengah juta anak-anak di negara itu. Dalam beberapa hari terakhir bentrok kembali terjadi di sekitar ibu kota Tripoli.

"Hampir setengah juta anak-anak di Tripoli dan puluhan ribu lainnya di wilayah sebelah barat terancam atas pertempuran intensif," kata Ghandour, dalam siaran pers seperti dilansir dari situs resmi UNICEF, Rabu (10/4).

Baca Juga

Perang saudara kembali terjadi setelah Tentara Nasional Libya (LNA) yang dipimpin Khalifa Haftar dikabarkan sudah bergerak menuju selatan Tripoli dan mengambilalih bandara yang sudah tidak lagi digunakan. Hal itu mengancam pemerintahan yang diakui masyarakat internasional yang terletak di ibu kota.

"Sesuai dengan Hukum Kemanusiaan Internasional UNICEF menyerukan semua pihak yang berkonflik untuk melindungi setiap anak perempuan dan laki-laki setiap saat dan tidak melukai mereka," kata Ghandour. 

Delapan tahun sejak diktaktor Moammar Gadhafi digulingkan dan dibunuh pada 2011 lalu kekerasan dan perang saudara di Libya tidak kunjung mereda. Haftar menjadi salah satu orang berpengaruh yang mengambil keuntungan di tengah kekacauan tersebut.

"UNICEF mengingatkan semua pihak untuk menahan diri dari melakukan pelanggaran berat terhadap anak-anak termasuk merekrut dan menggunakan anak-anak dalam pertempuran," kata Ghandour.

World Health Organization (WHO) mencatat akan 47 orang yang tewas dan 181 orang terluka dalam pertempuran tiga hari di Libya. Sembilan orang di antaranya warga sipil termasuk dua dokter yang memberikan pelayanan kesehatan di Tripoli.

"UNICEF akan tetap di Libya selama masa darurat ini bersama dengan semua rekan kami, memberikan bantuan kepada anak-anak dan keluarga mereka," kata Ghandour.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement