REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Penyeberangan perbatasan baru dibuka di kota timur laut, Ji'an, Cina dengan Korea Utara (Korut), Senin (8/4). Penyeberangan tersebut dilengkapi dengan detektor radiasi nuklir.
"Setelah tiga tahun upaya tak hentinya, Pelabuhan Ji'an-Manpo Cina-Korut secara resmi dibuka," kata kota tersebut dalam sebuah pernyataan dalam situsnya, dilansir dari Channel News Asia, Rabu (10/4).
Penyeberangan itu juga memiliki gerbang pendeteksi radiasi nuklir. Cina telah lama khawatir tentang dampak dari kegiatan nuklir Korut. Sebelumnya Jilin pernah diguncang gempa bumi, setelah uji coba bom besar-besaran di perbatasan pada September 2017.
Penyeberangan itu diresmikan pada saat pembicaraan antara Amerika Serikat (AS), dan Korut telah mereda, karena perbedaan pendapat untuk bantuan sanksi nuklir. Tempat itu melengkapi tiga pelabuhan yang ada dengan Korut.
Proyek itu menelan biaya 280 juta yuan (Rp 590 miliar). Kota tersebut memperkirakan 500 ribu ton barang dan 200 ribu orang akan menyeberang melalui pelabuhan baru setiap tahun.
Akan tetapi, sanksi-sanksi PBB yang dijatuhkan pada Korut oleh Dewan Keamanan PBB pada 2016 dan 2017 telah merusak perdagangan antara dua sekutu era Perang Dingin. Sejauh ini, Cina merupakan mitra dagang terbesar Korut. Sementara itu, angka-angka Bea Cukai Cina menunjukkan ekspor ke Cina telah anjlok lebih dari 90 persen dari 2016, turun menjadi 213 juta dolar AS tahun lalu.
Setelah upacara pembukaan, 120 turis pertama melintasi perbatasan. Turis Cina ke Korut bertambah, karena hubungan antarnegara telah meningkat dalam beberapa tahun terakhir.
Advertisement