REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Pemerintah Iran mengatakan Arab Saudi dan Bahrain nampaknya tidak memahami langkah Amerika Serikat (AS) yang berupaya memojokkan Iran. Dalam sebuah pernyataan, Arab Saudi dan Bahrain disebut tak mengerti realita yang sebenarnya dari apa yang dilakukan AS di Timur Tengah.
Dalam langkah terbaru melawan Iran, Presiden AS Donald Trump menyatakan Korps Garda Revolusi Islam (IRGC), pasukan militer elite negara itu, sebagai organisasi teroris. Ini adalah pertama kalinya AS memberi label kelompok teroris kepada pasukan militer di suatu negara.
Hanya beberapa saat setelah pengumuman Trump, Arab Saudi dan Bahrain menyambut baik langkah tersebut. Bahkan, kedua negara Teluk Arab itu mengatakan keputusan AS tersebut telah lama ditunggu.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Bahram Qasemi mengatakan sikap Arab Saudi dan Bahrain dalam mendukung langkah AS bertentangan dengan prinsip intervensi serta penghormatan terhadap kedaulatan negara. Tak hanya itu, Riyadh dan Manama dikatakan telah berupaya mengalihkan opini publik dari tindakan mereka yang sesungguhnya, yakni mempromosikan terorisme di kawasan regional dan dunia.
"Beberapa negara di kawasan telah membiasakan diri secara tidak sadar mematuhi penguasa trans-regional mereka. Negara-negara itu telah menjadi sponsor utama terorisme,” ujar Qasemi dilansir IRNA, Rabu (10/4).
Qasemi juga mengatakan negara-negara tersebut tidak pernah melakukan upaya apa pun untuk mencegah terorisme. Hal itu termasuk mengabaikan kesempatan untuk mencegah dukungan terhadap kelompok-kelompok teroris selama beberapa dekade terakhir.
Iran Revolutionary Guard
Image ID : 19098538840483
FILE - In this Sept. 22, 2014 file photo, members of the Iran's Revolutionary Guard march during an annual military parade at the mausoleum of Ayatollah Khomeini, outside Tehran, Iran. On Monday, April 8, 2019, the Trump administration designated Iran’s Revolutionary Guard a “foreign terrorist organization” in an unprecedented move against a national armed force. Iran’s Revolutionary Guard Corps went from being a domestic security force with origins in the 1979 Islamic Revolution to a transnational fighting force. (, File)