Kamis 11 Apr 2019 19:50 WIB

Swiss tak Lagi Anggap Kopi Sebagai Kebutuhan Pokok

Swiss akan ubah aturan yang mewajibkan pengumpulan cadangan biji kopi.

Red: Nur Aini
Kopi. Ilustrasi
Foto: Dailymail
Kopi. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA -- Dunia sudah berubah dan karenanya peraturan perlu diperbaiki. Itulah tampaknya yang membuat Pemerintah Swiss menghapus aturan untuk mengumpulkan cadangan biji kopi, karena komoditas itu dianggap bukanlah lagi kebutuhan pokok.

Namun rencana mengeluarkan biji dari keharusan adanya cadangan darurat ini mendapat tentangan dari beberapa kalangan. Selama ini, menurut hukum Swiss, perusahaan kopi seperti Nestle yang dikenal dengan merek dagangnya, Nescafe, dan importer lain harus memiliki cadangan biji kopi dalam jumlah tertentu.

Baca Juga

Menurut pemerintah Swisspada  Rabu (10/4) ,mereka juga menyimpan bahan lain seperti gula, besar, minyak yang bisa dimasak, dan pakan ternak. Sistem cadangan darurat itu ditetapkan antara Perang Dunia 1 dan Perang Dunia 2 dengan Swiss menjaga kemungkinan adanya potensi kekurangan bahan pokok bila terjadi perang, bencana alam, atau wabah penyakit.

Menurut usulan yang sekarang disampaikan ke publik untuk konsultasi, kewajiban menyimpan biji kopi akan berakhir pada 2022, dan setelah itu, perusahaan boleh menentukan sendiri jumlah cadangan yang harus dimiliki.

"Kantor Federal Pasok Ekonomi Nasioonal menyimpulkan kopi bukanlah kebutuhan pokok," kata pemerintah.

"Kopi hampir tidak memiliki kalori, dan karenanya tidak memberikan sumbangan untuk menjaga pasok nutrisi."

Keputusan akhir apakah akan menghentikan cadangan biji kopi ini akan diambil bulan November.

Kewajiban untuk memiliki cadangan biji kopi tersebut dibebankan kepada 15 perusahaan termasuk Nestle dan jumlahnya adalah sekitar 15.300 ton, cadangan yang diperkirakan cukup untuk konsumsi selama tiga bulan. Warga Swiss yang berjumlah 8,5 juta orang adalah salah satu negara peminum kopi terbesar di dunia.

Rata-rata seorang warga minum 9 kg kopi setiap tahunnya, jauh melampaui warga Inggris yang minum 3,3 kg kopi dan dua kali lipat dari warga di Amerika Serikat yang minum rata-rata 4,5 kg kopi setiap tahunnya. Menurut Organisasi Kopi Internasional, konsumsi kopi warga Swiss adalah salah satu dari 10 terbanyak di dunia.

Ada juga yang menolak pengurangan cadangan

Sejauh ini tidak semua pihak mendukung pengurangan penyimpanan biji kopi tersebut. Reservesuisse, sebuah organisasi yang berpusat di ibu kota Swiss Bern yang mengatur penyimpanan cadangan makanan ini tahun lalu meminta kepada pemerintah Swiss untuk mempertimbangkan kembali usulan mereka.

Dari 15 perusahaan yang sekarang mengumpulkan cadangan biji kopi tersebut, menurut Reservesuisse mengatakan 2 di antaranya tetap ingin aturan dilanjutkan karena sistem yang ada membantu memastikan pasok kopi tetap tersedia. Beberapa pihak lain juga mengatakan bahwa manfaat kesehatan dari minum kopi seperti kandungan vitamin dan antioksidan tidak menjadi bahan pertimbangan.

"Pendapat dari pihak melakukan penyimpanan mengatakan bahwa kajian ini hanya satu pihak saja dan memperhatikan kopi dari sisi kalori saja sebagai kriteria utama bahan makanan pokok tidaklah adil," kata Reservesuisse dalam sebuah surat yang dilihat kantor berita Reuters.

Sejauh ini Nestle menolak memberikan komentar mengenai posisi mereka.

Lihat beritanya dalam bahasa Inggris di sini

ABC/Reuters

sumber : http://www.abc.net.au/indonesian/2019-04-11/kopi-bukan-kebutuhan-pokok-bagi-warga-swiss/10993352
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement