Jumat 12 Apr 2019 10:08 WIB

Polisi Cina Selidiki Kematian Pelajar Indonesia

Sampai saat ini, masih belum diketahui penyebab kematian pelajar tersebut.

Police line
Foto: Wikipedia
Police line

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Kematian seorang pelajar asal Indonesia di Cina sampai saat ini masih dalam penyelidikan kepolisian setempat, menurut pernyataan Konsulat Jenderal RI di Shanghai, Kamis malam (11/4).

"Dari komunikasi dengan keluarga disampaikan setelah proses penyelidikan jenazah oleh kepolisian yang saat ini masih berjalan, keluarga akan mengkremasi jenazah dan kemudian abunya akan dibawa pulang ke Medan," kata pelaksana Fungsi Protokol dan Konsuler KJRI Shanghai Muhammad Arifin.

Baca Juga

KJRI sedang menyiapkan beberapa dokumen yang perlu dilengkapi, terkait proses penerbitan notifikasi hasil autopsi, seperti yang diminta oleh kepolisian setempat sebelum jenazah Richard Sonbisa diserahkan kepada keluarga.

"KJRI akan terus berkoordinasi dengan keluarga dan kepolisian setempat sampai dengan proses akhir dan kepulangan keluarga ke Tanah Air," ujarnya.

Arifin menjelaskan pada Sabtu (7/4) mendapatkan laporan soal seorang pria yang hilang. Pria tersebut berstatus pelajar di salah satu perguruan tinggi di Kota Suzhou, Provinsi Jiangsu.

Sebelumnya, pesan berantai di media sosial Wechat menyebutkan korban hilang sejak Kamis (4/4) malam. Setelah mendapatkan informasi itu, KJRI menghubungi kepolisian di Provinsi Jiangsu. Kemudian pada Selasa (9/4) pagi, KJRI mendapatkan informasi melalui telepon dari kantor Kepolisian Distrik Yonganqiao, Suzhou, terkait penemuan jasad laki-laki di sungai Xietang yang berhulu di Danau Dushu, Kota Suzhou.

Korban berusia 22 tahun itu teridentifikasi dengan nama Richard Son, berdasarkan keterangan pada KTP yang ditemukan di tubuh jenazah. KJRI langsung menghubungi keluarga korban di Medan, Sumatra Utara. Keluarga memutuskan untuk segera berangkat dari Medan menuju Suzhou melalui Shanghai.

Sampai saat ini, masih belum diketahui penyebab kematian pelajar Indonesia tersebut. Ketua Umum Perhimpunan Pelajar Indonesia di Cina (PPIT) Fadlan Muzakki menyatakan prihatin dengan pesan berantai di Wechat, yang menyebutkan sebagian anggota tubuh korban hilang saat ditemukan.

"Kasus itu tidak terkait adanya usaha pembunuhan dengan pengambilan motif pengambilan organ tubuh korban," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement