REPUBLIKA.CO.ID, BAGHDAD -- Sebanyak 12 anggota Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) dilaporkan tewas dalam operasi pasukan keamanan Irak pada Kamis (11/4). Operasi militer dilakukan di wilayah pegunungan Himreen, Provinsi Salahudin dan Diyala.
Operasi dilakukan pada siang hari oleh pasukan dari Layanan Penanggulangan Terorisme atau Counter-Terrorism Service (CTS). Sejumlah desa di wilayah pegunungan itu telah ditargetkan untuk dibersihkan dari ISIS.
Selain menewaskan 12 anggota kelompok militan tersebut, operasi CTS juga menghancurkan bangunan yang digunakan sebagai markas dan tempat persembunyian ISIS. Di tempat itu, kelompok ini juga menerbitkan sebuah surat kabar bernama Al Naba.
Selain itu ada 11 tempat persembunyian ISIS lainnya di wilayah pegunungan Himreen yang dihancurkan. Dalam operasi CTS, pasukan menyita senjata dan amunisi yang disimpan oleh kelompok militan tersebut.
Sejak Desember 2017, Pemerintah Irak mendeklarasikan upaya pembebasan dan pembersihan ISIS secara menyeluruh dari negara itu. Pasukan keamanan dan unit paramiliter Hashd Shaabi yang didukung oleh koalisi internasional dalam sebuah pernyataan mengatakan telah merebut seluruh wilayah yang pernah dikuasai oleh kelompok militan yang juga disebut sebagai Daesh itu.
Meski demikian, sejumlah anggota ISIS yang tersisa dilaporkan berpencar ke sejumlah wilayah di Irak, termasuk perkotaan. Selain itu, mereka juga beroperasi di wilayah padang pasir dan area berbukit, serta melakukan serangan gerilya terhadap pasukan keamanan Irak dan warga sipil negara itu.