REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un mengatakan gagalnya pembicaraan dengan Amerika Serikat meningkatkan risiko kembali terjadinya ketegangan di masa lalu.
"Kim hanya akan tertarik bertemu kembali dengan Presiden Donald Trump jika Amerika Serikat datang dengan sikap yang santun," kata media pemerintah KCNA pada Sabtu (13/4).
Kim mengatakan bahwa dirinya akan menunggu AS memutuskan "hingga akhir tahun ini".
"Yang diperlukan adalah supaya AS menghentikan cara kalkulasinya saat ini dan datang kepada kami dengan kalkulasi yang baru," kata Kim dalam pidatonya di Majelis Rakyat Tertinggi, Jumat Kemarin..
Trump dan Kim menggelar pertemuan sebanyak dua kali, yakni di Hanoi pada Februari dan Singapura pada Juni lalu. Keduanya membangun itikad baik, namun gagal menyetujui kesepakatan untuk mencabut sanksi, yang menjadi imbalan bagi Korea Utara lantaran meninggalkan program rudal dan nuklir miliknya.
Trump pada Kamis menuturkan dirinya bersedia kembali bertemu dengan Kim. Namun dalam pidatonya pada Jumat, pemimpin Korea Utara itu mengatakan hasil KTT di Hanoi memaksanya mempertanyakan strategi keterlibatan internasional dan perkembangan ekonomi, yang ia adopsi tahun lalu