Sabtu 13 Apr 2019 20:05 WIB

16 Warga Sudan Tewas Tertembak Peluru Nyasar

Rakyat Sudan melakukan demonstrasi pada Kamis dan Jumat lalu.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Dwi Murdaningsih
Rakyat Sudan merayakan setelah militer memaksa mundur Presiden Omar al-Bashir setelah 30 tahun berkuasa di Khartoum, Sudan, Kamis (11/4).
Foto: AP Photo
Rakyat Sudan merayakan setelah militer memaksa mundur Presiden Omar al-Bashir setelah 30 tahun berkuasa di Khartoum, Sudan, Kamis (11/4).

REPUBLIKA.CO.ID, KHARTOUM -- Setidaknya 16 warga Sudan tewas akibat tertembak peluru nyasar saat melakukan demonstrasi pada Kamis dan Jumat lalu. Setelah presiden Omar al-Bashir mengundurkan diri dari jabatannya, rakyat di sana tetap melanjutkan aksi protesnya untuk menuntut pembentukan pemerintahan sipil.

“Setidaknya 16 orang tewas dan 20 lainnya terluka oleh peluru nyasar pada protes dan aksi duduk pada Kamis dan Jumat,” kata seorang juru bicara kepolisian Sudan dalam sebuah pernyataan pada Sabtu (13/4), dilaporkan laman Aljazirah.

Baca Juga

Kendati demikian, aksi demonstrasi yang dilakukan warga Sudan berhasil membuat kepala dewan transisi Jenderal Awad Ibn Auf mengundurkan diri dari jabatannya. Setelah presiden Omar al-Bashir dilengserkan pada Kamis (11/4), militer Sudan mengambil alih pemerintahan dengan membentuk dewan transisi.

 

Namun Ibn Auf menyatakan bahwa militer akan terlebih dulu memegang kendali pemerintahan selama dua tahun. Hal itu dikecam rakyat Sudan karena dianggap tidak sesuai dengan semangat perjuangan mereka yang menghendaki pembentukan pemerintahan sipil.

Rakyat Sudan pun melanjutkan aksi demonstrasinya. Situasi yang kian bergolak akhirnya membuat Ibn Auf memutuskan mundur dari jabatannya. Posisinya sebagai kepala dewan tranisisi diganikan Jenderal Abdel Fattah Burhan.

Beberapa jam setelah Ibn Auf mengundurkan diri, Kepala Badan Intelijen dan Keamanan Nasional Sudan (NISS) Salih Gosh mengikuti jejaknya. “Kepala dewan militer transisi, Abdel Fattah Burhan, telah menerima pengunduran diri kepala NISS,” kata dewan transisi Sudan dalam sebuah pernyataan.

Gosh diketahui telah mengawasi tindakan represif yang dipimpin oleh agen-agen NISS terhadap pengunjuk rasa yang berpartisipasi dalam demonstrasi yang berlangsung selama empat bulan terakhir di sana.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement