REPUBLIKA.CO.ID, ADDIS ABABA – Putri sekaligus penasihat Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, Ivanka Trump, mengunjungi Etiopia pada Ahad (14/4). Kunjungan tersebut dilakukan untuk menghadiri pertemuan puncak tentang pemberdayaan ekonomi perempuan Afrika.
Setibanya di Addis Ababa, Ivanka mengunjungi sebuah kedai kopi dan perusahaan tekstil. Kehadirannya di sana sekaligus untuk mempromosikan inisiatif bantuan sebesar 50 juta dolar AS untuk mendorong pekerjaan perempuan di negara-negara Afrika.
“Pada dasarnya kami percaya bahwa berinvestasi pada perempuan adalah kebijakan pembangunan yang cerdas dan itu adalah bisnis yang cerdas. Itu juga demi kepentingan keamanan kita karena perempuan, ketika kita diberdayakan, (dapat) memelihara perdamaian dan stabilitas,” kata Ivanka, dikutip laman Voice of America (VoA).
The Women’s Global Development and Prosperity (W-GDP) Initiative mengatakan pihaknya berharap mampu memberdayakan 50 juta perempuan melalui kerja sama dengan Pemerintah AS dan mitranya. Kendati memiliki tujuan positif, terdapat beberapa pihak yang memiliki sentimen terhadap kunjungan Ivanka ke Etiopia.
Hal itu terutama disebabkan karena sikap ayahnya yang masih belum ramah terhadap para migran Afrika. “Saya tidak berpikir orang-orang akan memiliki perasaan yang baik (terkait kunjungan Ivanka),” kata jurnalis Etiopia Sisay Woubshet.
Namun, Markale Tesfaye, seorang aktivis mengaku yakin bahwa kunjungan Ivanka ke Afrika membawa misi yang baik. “Saya pikir dia datang dengan sungguh-sungguh untuk memberdayakan perempuan dan ada baiknya dia datang karena dia akan memajukan agenda kita,” ujarnya.
Dalam kunjungannya, Ivanka dijadwalkan bertemu dengan Presiden Etiopia Sahle-Work Zewde dan Perdana Menteri Abiy Ahmed. Setelah itu dia akan bertolak ke Pantai Gading untuk menghadiri pertemuan tentang peluang ekonomi bagi perempuan di Afrika Barat. Ivanka juga disebut akan menghadiri konferensi tingkat tinggi kebijakan Bank Dunia.