Selasa 16 Apr 2019 23:20 WIB

Kisruh S-400, Menhan Turki: Ultimatum AS tak Bantu Dialog

Turki memastikan pembelian S-400 Rusia tak ganggu NATO.

Sistem rudal darat-ke-udara jarak menengah dan jarak jauh Rusia S-400 saat parade Hari Kemenangan perayaan 71 tahun kemenangan atas Nazi Jerman di Perang Dunia II di Red Square, Moskow, Rusia, 9 Mei 2016.
Foto: REUTERS/Grigory Dukor
Sistem rudal darat-ke-udara jarak menengah dan jarak jauh Rusia S-400 saat parade Hari Kemenangan perayaan 71 tahun kemenangan atas Nazi Jerman di Perang Dunia II di Red Square, Moskow, Rusia, 9 Mei 2016.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON— Tenggat terima atau tidak yang dikeluarkan AS tak membantu dialog antara Ankara dan Washington. 

"Ancaman, ultimatum dan tenggat tidak membantu dan semuanya tidak sejalan dengan semangat persekutuan," kata Menteri Pertahanan Turki Hulusi Akar, dalam satu konferensi mengenai hubungan Turki-Amerika di Washington. pada Senin (15/4), sebagaimana dilansir Anadolu Agency.  

Baca Juga

Di sana Dia membahas tindakan Turki membeli sistem pertahanan rudal S-400 dan tekanan yang dilancarkan AS atas Turki gara-gara keputusannya itu.

"Kami percaya masalah ini dapat diselesaikan melalui dialog yang konstruktif," kata Akar mengenai pembicaraan dengan sekutu NATO-nya itu.

Setelah upaya yang berlarut-larut untuk membeli sistem pertahanan udara dari AS dijalankan tanpa keberhasilan, Ankara pada 2017 memutuskan untuk membeli sistem pertahanan udara Rusia.

Washington memperingatkan Ankara mengenai pembelian sistem S-400, dan pada awal April membekukan pengiriman suku cadang serta layanan lain yang berkaitan dengan pesawat jet F-35.

AS juga telah mengisyaratkan mengeluarkan sanksi melalui Countering American Adversaries Through Sanctions Act (CAATSA), yang disahkan pada 2017 untuk menghadapi Iran, Korea Utara dan Rusia serta memerangi pengaruh negara-negara itu di seluruh dunia.

Para pejabat AS menyarankan Turki membeli sistem rudal Patriot AS dan bukan S-400 dari Moskow, dengan alasan S-400 tidak sejalan dengan sistem NATO dan kemungkinan mengungkap rahasia F-35 kepada Rusia.

Namun, Turki telah menekankan S-400 takkan disatukan dengan operasi NATO dan oleh karenanya takkan menjadi ancaman buat aliansi tersebut.

"Tak ada perubahan dalam komitmen Turki pada NATO," kata Akar.

Bidang lain yang menjadi keprihatinan kedua pihak adalah rencana bagi pembentukan zona aman di sepanjang perbatasan Turki-Suriah. 

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement