REPUBLIKA.CO.ID, TRIPOLI -- Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan sedikitnya 220 orang telah tewas dan ratusan orang lagi cedera dalam bentrokan belum lama ini di pinggir Ibu Kota Libya, Tripoli. Sejak awal April, Jenderal Khalifa Haftar telah melancarkan operasi untuk merebut Tripoli, tempat Pemerintah Kesepakatan Nasional (GNA) bermarkas.
Jenderal Khalifa Haftar merupakan komandan pasukan yang setia kepada pemerintah tandingan di Libya Timur. Sementara Pemerintah Kesepakatan Nasional (GNA) merupakan pemerintahan yang diakui PBB.
"Jumlah korban jiwa akibat konflik ialah 220 dan 1.066 cedera," kata badan kesehatan yang berafiliasi kepada PBB itu di Twitter, sebagaimana dikutip Kantor Berita Turki, Anadolu, Sabtu (20/4) malam.
Anak-anak, perempuan, dan pekerja di sektor medis termasuk di antara korban. Walaupuh Haftar sejauh ini gagal merebut Ibu Kota Libya dari pasukan pro-GNA, pertempuran sporadis di pinggir kota tersebut telah merenggut korban jiwa di kedua pihak.
Libya telah dirongrong kerusuhan sejak orang yang lama memimpin negeri itu, Muammar Gaddafi, digulingkan dan dibunuh dalam aksi perlawanan berdarah yang didukung NATO pada 2011. Sejak itu, negeri tersebut telah menyaksikan kemunculan dua pemerintah: satu di Libya Timur, tempat Haftar berafiliasi, dan satu lagi di Tripoli, yang mendapat pengakuan PBB.