Selasa 23 Apr 2019 08:01 WIB

Perempuan Venezuela Jual Rambut untuk Bertahan Hidup

Krisis ekonomi parah memaksa perempuan Venezuela menjual rambut.

Rep: Lintar Satria/ Red: Nur Aini
Sebuah keluarga bermain di ruang tamu rumah mereka, dihiasi dengan potret mendiang Presiden Venezuela Hugo Chavez, di Caracas, Venezuela, Kamis (7/2/2019).
Foto: AP/Rodrigo Abd
Sebuah keluarga bermain di ruang tamu rumah mereka, dihiasi dengan potret mendiang Presiden Venezuela Hugo Chavez, di Caracas, Venezuela, Kamis (7/2/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, CARACAS -- Valery Diaz menutup mata dan menahan nafasnya sebelum ia menatap kaca salon untuk melihat dirinya sendiri. Tanpa rambut panjang hitam yang biasa ia lihat di kaca. Siswa berusia 16 tahun itu dibayar 100 dolar AS untuk rambutnya. 

Uang tersebut dapat membantu kelurganya dan untuk membeli telepon genggam saat perekonomian Venezuela terperosok. Masalah ekonomi itu menyebabkan makanan dan obat-obatan langka dan hiperinflansi membuat pendapatan kelas menengah bawah tidak ada artinya. 

Baca Juga

Semakin banyak perempuan dari kelas menengah bawah yang menjual rambut mereka yang akan digunakan untuk membuat wig dan extensions. Kebutuhan hidup sehari-hari memaksa mereka untuk mengabaikan perawatan tubuh dan rambut. 

Perempuan-perempuan Venezuela dikenal atas obsesi mereka dengan kecantikan. Negara itu memiliki tujuh pemenang Miss Universe dan enam Miss Worlds. Karena krisis ekonomi beberapa perempuan Venezuela mencuci rambut mereka dengan sabun cuci pring. 

Sebab, mereka tidak mampu membeli shampo yang harganya lebih mahal daripada gaji bulanan yang kini hanya beberapa dolar AS. Banyak dari mereka harus beradaptasi dengan menghemat produk perawatan tubuh dan rambut. Belum ada tanda-tanda krisis Venezuela akan segera berakhir. Krisis membuat 3 juta rakyat Venezuela mengungsi dari negara itu dalam beberapa tahun terakhir ini. 

Diam-diam Diaz melihat ke arah kaca dan mencoba bersikap positif. Rambut panjang sudah lama menemaninya sejak masih kecil. Ia mengatakan kini ia merasa lebih 'ringan' dan sulit baginya untuk merawat rambutnya. 

"Ada kalanya selama dua atau tiga pekan tidak mencuci rambut Anda," kata Diaz, Selasa (23/4). 

Di Venezuela pemadaman listrik sempat terjadi selama beberapa pekan membuat air menjadi sulit didapatkan karena pompa air tidak berfungsi. Ibu Diaz, Yeny Gomez tertawa dengan gugup dan mencoba untuk mendorong semangat putrinya. 

"Kamu tidak menyadarinya," kata Gomez, seorang guru berusia 43 tahun. 

Walaupun ia harus mengorbankan rambutnya, Diaz mengatakan ia masih mencoba untuk membeli kosmetik. Ia memiliki uang dari membuat dan menjual gelang. 

Tapi Gomez mengatakan ia tidak pernah lagi membeli lipstik atau kosmetik lainnya selama lebih dari satu tahun karena ia menghemat berapa pun uang yang ia dapatkan untuk makanan ia dan dua putrinya. Gomez mengatakan perawatan kecantikan menjadi hal nomor dua bagi sebagian besar orang Venezuela.   

Penata rambut, Carmen Merchani memahami hal itu. Setelah berpuluh-puluh tahun memotong dan menata rambut ia mengatakan krisis tidak pernah terjadi seburuk ini. Ia harus beradaptasi untuk mempertahankan salonnya yang berada di kaki bukit Catia, distrik Caracas. 

Sekitar satu tahun yang lalu, kata Merchani, ia mulai melakukan pertukaran barang dengan pelanggannya. Ia menukarkan penataan rambut, manikur, dan pedicure dengan makanan. 

Toko-toko yang menjual produk kecantikan juga harus melakukan berbagai adaptasi untuk dapat bertahan. Merek kosmetik internasional menghilang di rak-rak toko digantikan dengan produk asal Cina yang lebih murah dan produk lokal yang menggunakan madu dan bahan baku lainnya.

Diaz mengatakan ia masih bercita-cita sebagai Miss Venezuela. "Suatu hari ketika, rambut saya panjang lagi," katanya. 

sumber : AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement