REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan pada Senin (22/4) mengatakan serangan terhadap pemimpin oposisi Kemal Kilicdaroglu telah diselidiki secara seksama.
Enam orang, salah seorang diidentifikasi sebagai Osman Sarigun, diduga menyerang Kemal Kiricdaroglu, pemimpin Partai Rakyat Republik (CHP), pada Ahad (21/4), ketika ia menghadiri pemakaman seorang prajurit Turki.
Saat menggambarkan serangan fisik tersebut sebagai "aksi kekerasan yang tak bisa diterima", Erdogan mengatakan ia takkan membiarkan siapa pun mengganggu suasana damai di Turki.
"Sayangnya, sebagian peristiwa yang tak bisa diterima terjadi kemarin, selama pemakaman seorang prajurit kita yang gugur di Cubuk (kabupaten di Ankara) dan protes terhadap pemimpin CHP Kemal Kilicdaroglu berubah menjadi aksi kekerasan," demikian cuitan Erdogan di Twitter, sebagaimana dikutip Kantor Berita Turki, Anadolu Agency.
"Peristiwa tersebut diselidiki secara menyeluruh pada semua tingkat. Kami tak pernah menyetujui kekerasan," tambah presiden Turki itu.
Setelah serangan tersebut, Kilicdaroglu dibawa ke satu rumah yang berdekatan sampai kendaraan lapis baja dikirim untuk menjemput dia di bawah perlindungan pasukan keamanan.
Omer Celik, Juru Bicara Partai Keadilan dan Pembangunan (AK) yang berkuasa, mengatakan di dalam satu cuitan, "Partai AK menentang segala bentuk kekerasan. Prinsip kami dengan keras menolak kekerasan. Tak ada ruang buat kekerasan di dalam politik yang demokratis."
Sarigun ditangkap pada Senin pagi di Kabupaten Sivrihi, Ankara, kata kantor kejaksaan. Lima tersangka lagi dibawa ke Komando Polisi Kabupaten Cubuk di Ankara untuk diinterogasi, tambah kantor kejaksaan tersebut.