Kamis 25 Apr 2019 07:37 WIB

Anggota ISIS Diduga Hendak Serang Peringatan Hari Anzac

Anzac terkait pengusiran pasukan Ottoman dan Gallipoli dan Dardanelles.

Red:
abc news
abc news

Pihak berwenang Turki telah menangkap seorang tersangka anggota Negara Islam Irak Suriah (ISIS). Mereka yakini berencana untuk menyerang peringatan Anzac yang akan digelar Kamis (25/4) di Gallipoli yang dihadiri oleh ratusan warga Australia dan Selandia Baru.

Tersangka itu, seorang warga negara Suriah, ditahan di Tekirdag, sebuah provinsi di barat laut Turki dekat dengan semenanjung Gallipoli, kata seorang juru bicara kepolisian setempat kepada Reuters.

Penangkapan Itu terjadi setelah Turki melarang warganya sendiri untuk menghadiri upacara fajar peringatan Hari Anzac karena masalah keamanan.

Setiap tahun, warga Australia dan Selandia Baru melakukan perjalanan ke Turki untuk mengikuti upacara peringatan Hari Anzac pada 25 April. Ini untuk memperingati kampanye militer pada 1915 yang gagal oleh Anzac dan pasukan sekutu untuk mengusir pasukan Ottoman dari Gallipoli dan wilayah Dardanelles.

Menyusul terjadinya tragedi penembakan di masjid Christchurch, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengkritik Selandia Baru dan Australia karena telah mengirim pasukan ke Turki dalam kampanye Perang Dunia I Gallipoli, serta mengklaim motif pengiriman pasukan tersebut sebagai kebijakan anti-Islam.

"Kakek-nenek anda datang ke sini ... dan mereka kembali dengan peti mati," katanya. "Jangan ragu, kami akan mengirimmu kembali seperti kakekmu."

Komentar itu mendapat kecaman keras dari Perdana Menteri Australia Scott Morrison, yang memanggil duta besar Turki, sementara Selandia Baru telah mengirim Menteri Luar Negeri Winston Peters untuk menemui Erdogan.

Juru bicara Presiden Erdogan kemudian mengatakan komentar Presiden Erdogan telah diambil di luar konteks.

Reuters

Simak beritanya dalam bahasa Inggris disini.

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement